Pekerja merakit televisi di industri perakitan televisi rumahan milik Muhammad Kusrin di Karanganyar, Jawa Tengah, 14 Januari 2016. Tempat produksi itu pernah digerebek polisi pada tahun lalu lantaran tidak memiliki sertifikat Standar Nasional Indonesia. TEMPO/Ahmad Rafiq
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden joko Widodo mengatakan televisi rakitan miliki Kusrin bukanlah sekedar televisi untuk kalangan menengah ke bawah, melainkan juga bisa mengakses informasi. "Jadi selain fungsi UKM ada fungsi yang lebih penting lagi," kata Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi S.P. dalam siaran pers yang diterima Tempo, Senin 25 Januari 2016.
Menurut Johan, atas usaha kreatif Kusrin, Presiden Jokowi secara pribadi memberikan bantuan tambahan modal. Johan tak menyebut jumlahnya.
Senada dengan Johan, Menteri perindustrian Saleh Husin mengatakan, selama ini Presiden sering memberi perhatian terhadap pengusaha kecil seperti Kusrin. Kementerian Perindustrian, akan terus membina dan memberi arahan pengembangan usaha UD Haris Elektronik milik Kusrin sehingga nilai jualnya akan lebih meningkat.
“Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin akan membantu pengurusan paten televisi-televisi produk Kusrin,” ucap Saleh.
Pada 19 Januari lalu, Menperin telah menyerahkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda-Standar Nasional Indonesia (Sertifikat SNI) kepada Kusrin untuk produk televisi rakitan jenis tabung atau cathode ray tube (CRT).
Segmen pasar televisi Maxreen ini adalah tersendiri, sehingga tidak bersentuhan dengan segmen pasar produk pabrikan. "Pangsa pasarnya menengah ke bawah, karena dijual per unit Rp 400-500 ribu. Produksi setiap hari kira-kira hingga 150 unit," katanya. Kusrin juga berencana mengembangkan usahanya dengan membuka cabang pemasarannya di Jawa Timur, Jawa Barat dan Yogyakarta," ucap Kusrin yang didampingi istrinya, Siti Aminah. Ke depan, dia ingin merakit televisi LED, tapi hingga saat ini permintaannya masih banyak pada televisi tabung.