TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Maybank Indonesia Tbk mengembangkan strategi meningkatkan pertumbuhan dengan cara memperbesar deposit dibandingkan penyaluran kredit. Dengan cara itu, tingkat likuiditas bank dengan kode saham BNII ini dapat dipertahankan.
"Kami juga mempertahankan likuiditas. Untuk itu, deposit diutamakan dan tumbuhnya lebih besar dari loan. Itu sudah strategi kami dari awal agar likuiditasnya strong dan LDR (loan to deposit ratio) turun," kata Direktur Keuangan Bank Maybank Indonesia Thila Nadason di Bursa Efek Indonesia, Senin, 25 Januari 2016.
Menurut Thila, tahun lalu, perseroan membukukan margin antara pendapatan dan loan dengan rasio 25 persen. Untuk tahun ini, Thila menargetkan rasio margin naik atau minimal sama dengan tahun lalu, dengan cara berfokus pada pendapatan. "Rasionya untuk Maybank sendiri 25-28. Tapi, secara result-nya, sudah berfokus tetap ke fee income," ujarnya.
Direktur Utama Maybank Taswin Zakaria mengatakan, meski pertumbuhan ekonomi sulit, tahun lalu perseroan berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 11 persen. "Kredit tumbuh sesuai dengan harapan kami. Pendapatan juga tumbuh secara baik sehingga kami bisa membukukan pendapatan yang lebih baik dari 2014. Pertumbuhan kredit 11 persen dan DPK (dana pihak ketiga) lebih tinggi," tutur Taswin.
Namun saat ini perseroan belum dapat menyebutkan berapa jumlah laba yang diperoleh karena masih dalam proses audit dan baru akan diumumkan dalam publik ekspose bulan depan. "Tunggu Februari nanti, saya enggak mau mendahului yang audit," ucap Taswin.
Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran
27 hari lalu
Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran
Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.