Perusahaan di Bandara Dinilai Belum Benar Kelola Sampah

Reporter

Sabtu, 16 Januari 2016 00:21 WIB

Pekerja membersihkan salah satu pesawat milik Garuda Indonesia di Hanggar 4 di Bandara Internasional Soekarno Hatta di Tangerang, Banten, 28 September 2015. Memiliki luas 67.022 meter persegi membuat hanggar pesawat Garuda ini lebih besar dari hanggar pesawat Turki dengan luas 59.731 meter persegi yang pernah menjadi hanggar terbesar di dunia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup menduga pengelolaan sampah di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, belum dijalankan sesuai dengan aturan. “Dugaan ini kami dapat setelah satu bulan investigasi atas sampah dan limbah yang dilakukan PT Aerofood ACS, anak perusahaan PT Garuda Indonesia,” kata Deputi Direktur Walhi Jakarta Zaenal M. dalam siaran pers, Jumat, 15 Januari 2016.

Aerofood ACS, menurut Zaenal, adalah perusahaan yang menghasilkan sampah dan limbah dari usaha katering di Bandara Soekarno-Hatta. Mekanisme yang dilakukan ACS adalah menyerahkan pengelolaan sampah dan limbah kepada pihak ketiga, yakni CV Limbati.

Masalahnya, Zaenal menyatakan, CV Limbati tidak memiliki kualifikasi yang memadai. “Dari laporan warga, CV Limbati membuang sampah tidak sesuai dengan aturan dan limbah B3 nabatinya tidak dikelola dengan benar sehingga berpotensi membahayakan kesehatan lingkungan,” ujarnya.

Prosedur yang dikeluhkan warga di antaranya pembakaran terbuka. Padahal, menurut aturan, pengelolaan sampah dan limbah telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 dan UU No. 32/2009 bahwa pengelolaan limbah harus melalui prosedur yang telah ditetapkan dan larangan pengelolaan sampah melalui proses pembakaran terbuka.

Untuk itu, Walhi meminta Angkasa Pura menegur anak usahanya, yakni Aerofood ACS, agar lebih memperhatikan pengelolaan sampah mereka. “Karena, bagaimanapun, baik-buruknya ACS akan berdampak pada bandara,” katanya.

Walhi menilai seharusnya Aerofood memiliki sistem pengendalian dan pengawasan atas limbah dan sampah yang dihasilkan bandara. Sebab, limbah dan sampah tersebut tidak hanya berasal dari makanan, tapi juga dari sampah oli, peralatan bekas, dan lain-lain.

"Di saat pengelola bandara sedang melakukan proyek perluasan bandara, kami menuntut mereka mengalokasikan lahan untuk tempat pembuangan sementara sekaligus tempat pengolahan sampah," tuturnya.

PINGIT ARIA


Koreksi:
Sebelumnya pada judul dan alinea pertama disebutkan PT Aerofood merupakan anak perusahaan PT Angkasa Pura II, yang benar adalah anak perusahaan PT Garuda Indonesia.

Berita terkait

East Flyover Bandara Soekarno - Hatta Beroperasi 1 April, Simak Rutenya

28 hari lalu

East Flyover Bandara Soekarno - Hatta Beroperasi 1 April, Simak Rutenya

PT Angkasa Pura II akan mengoperasikan East Flyover akses Bandara Soekarno - Hatta pada Senin 1 April 2024.

Baca Selengkapnya

3 Vending Machine Khusus UMKM Beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, ada Rendang hingga Kentang Mustopa

30 Januari 2024

3 Vending Machine Khusus UMKM Beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, ada Rendang hingga Kentang Mustopa

PLN, TELKOM dan BNI bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II resmi mengoperasikan tiga vending machine UMKM di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Baca Selengkapnya

5 Bandara AP II ini Buka Rute Penerbangan Baru, ke Mana Saja?

23 Januari 2024

5 Bandara AP II ini Buka Rute Penerbangan Baru, ke Mana Saja?

PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II bersama maskapai penerbangan membuka rute-rute penerbangan baru di lima bandara yang dikelolanya.

Baca Selengkapnya

Selama Nataru, Jumlah Penumpang Pesawat di Bandara AP II Tembus 4,2 Juta Orang

7 Januari 2024

Selama Nataru, Jumlah Penumpang Pesawat di Bandara AP II Tembus 4,2 Juta Orang

PT Angkasa Pura II yang mengelola 20 bandara sepanjang masa libur Nataru kemarin tercatat melayani 4,2 juta penumpang pesawat.

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Balik Nataru, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Pesawat 935 Ribu Orang

1 Januari 2024

Puncak Arus Balik Nataru, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Pesawat 935 Ribu Orang

PT Angkasa Pura II memperkirakan puncak arus bali libur Natal dan Tahun baru (Nataru) di 20 Bandara yang dikelola perusahaan pelat merah itu akan terjadi besok, Selasa 2 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Bandara Kertajati Ditargetkan Layani 32 Penerbangan Per Hari, Strateginya?

16 Oktober 2023

Bandara Kertajati Ditargetkan Layani 32 Penerbangan Per Hari, Strateginya?

Muhammad Awaluddin menargetkan pergerakan pesawat di Bandara Kertajati akan lebih tinggi dari Bandara Husein Sastranegara pada tahap awal perpindahan penerbangan.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya