Pasokan Pakan Seret, Harga Ayam Melambung

Reporter

Kamis, 14 Januari 2016 23:04 WIB

Sejumlah pekerja pabrik tengah memilih anak ayam, pabrik ini memproduksi ayam potong dalam jumlah yang sangat besar. Telur ayam dirawat hingga menetas, disortir kualitasnya, dipelihara hingga dewasa kemudian dipotong untuk diambil dagingnya. Naberezhnye Chelny, Rusia, 5 September 2015. Andrey Rudakov/Getty Images

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Perhimpunan Peternak Ayam Nasional (PPAN) Jabar, Herry Dermawan mengatakan, modal peternak tergerus karena harga pakan dan bibit naik. “Sekarang harga ayam tinggi, di kandang itu antara Rp 23.500 sampai Rp 24 ribu per ekor,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 Januari 2016.

Herry mengatakan, di tiap ekor ayam, peternak mengambil untung rata-rata Rp 2 ribu sehingga modal peternak tiap ekor ayam berkisar Rp 21. 500. “Tiga bulan lalu modal peternak itu antara Rp 18 ribu sampai Rp 19 ribu per ekor,” kata dia.

Menurut Herry, kualitas pakan yang buruk dan naiknya harga bibit ayam atau DOC (Day Old Chicken) yang menggerus modal peternak ayam. Harga pakan naik gara-gara pasokan jaung seret, sementara bibit ayam naik dipicu kebijakan Kementerian Peternakan menekan produksi DOC agar tidak overy-suplay. Celakanya keduanya terjadi, nyaris bersamaan.

Dia menuturkan, komponen utama pakan yakni jagung yang mayoritas dipasok dari importasi sempat dibatasi oleh Menteri Pertanian pada Agustus 2015 lalu kendati importasi kemudian dibuka lagi dalam jumlah terbatas pada sebulan kemudian setelah produsen pakan ternak protes. “Harga pakan naik, tapi kualitasnya jelek,” kata Herry.

Herry mengatakan, produsen pakan ayam sempat mengurangi jagung dan menggantinya dengan gandum sehingga kualitas pakan anjlok. “Dulu satu kilogram ayam butuh 1,6 kilogram pakan, sekarang satu kilogram ayam butuh 1,9 kilogram pakan,” kata dia.

Gara-gara itu, panen ayam yang biasanya 28 hari molor hingga 38 hari mengejar berat ideal ayam. Situasi itu sempat membuat pasokan ayam ke pasar turun. “Terlambat panen,” kata Herry.

Nyaris berbarengan dengan pembatasan importasi jagung, Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian memulai pengawasan parent-stock, indukan ayam di produsen bibit untuk memastikan pasokan DOC tidak berlebih. “Pengurangannya bertahap dari 6 juta indukan, sekarang dikurangi jadi 4 juta indukan, sehingga produksi DOC berkurang,” kata Herry.

Herry mengaku setuju dengan kebijakan itu. Dua tahun terakhir, peternak babak belur gara-gara produksi DOC berlebih membuat harga jual ayam anjlok karena kelebihan suplai. “Makanya ada kebijakan itu. Sekarang suplai sudah dianggap pas,” kata dia.

Tapi peternak malah kesulitan mencari DOC sehingga harganya melambung. Herry menuding, mayoritas produsen bibit yang juga pelaku budi daya ayam sengaja memprioritaskan produksi bibit untuk kandang ayamnya sendiri. “Peternak susah mencarinya karena DOC dipakai sendiri dan breeding,” kata Herry.

Herrry meminta pemerintah agar memastikan pasokan jagung untuk kebutuhan produsen pakan agar kualitas pakan tidak jadi korban. Kementerian Pertanian juga diminta memastikan transaparansi distribusi bibit ayam dengan adanya kebijakan pembatasan parent-stock perusahaan pembibitan.

Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Doddy Firman Nugraha membenarkan. Harga ayam di pasar naik gara-gara harga ayam di kandang meroket. Penyebabnya naiknya harga pakan dan bibit ayam atau DOC. “Harga pakan naik karena bahan baku jagung sulit diperoleh pabrik pakan,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 Januari 2015.

Doddy membenarkan, adanya pembatasan Dirjen Peternakan, Kementerian Pertanian soal pengendalian parent-stock untuk memastikan keseimbangan permintaan dan produksi bibit ayam. “Sudah dua bulan ini berproses pengurangannya,” kata dia.

Menurut Doddy, pekan depan akan mengumpulkan peternak, produsen pakan, termasuk perusahaan pembibitan untuk mengurai penyebab melonjaknya harga ayam. Direktorat Jenderal Peternakan juga tengah menelisik naiknya harga ayam di kandang yang berimbas pada harga ayam di pasar. “Ini terjadi tidak hanya di Jawa Barat,” kata dia.

Doddy mengaku, sementara menunggu kejelasan soal penyebab kenaikan harga ayam tersebut, Dinas Peternakan memilih memastikan pasokan daging ayam dari peternak tetap terjaga. “Mudah-mudahan ada kesepakatan lagi,” kata dia.

Pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, harga daging ayam broiler di lima pasar tradisional di Kota Bandung yang jadi patokan pantauan perkembangan menunjukkan lonjakan harganya sudah terjadi selepas pergantian tahun. Harga daging ayam sejak sepanjang Januari 2016 ini bertahan diantara Rp 40 ribu hingga Rp 42 ribu perkilogram. Harga rata-rata daging ayam sepekan terakhir di Jawa Barat berkisar Rp 39.950 per kilogram.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Harga Komoditas Naik di Sulawesi Selatan, dari Beras hingga Telur Ayam

27 September 2023

Harga Komoditas Naik di Sulawesi Selatan, dari Beras hingga Telur Ayam

Harga komoditas di Pasar Tradisional Kota Makassar melonjak naik.

Baca Selengkapnya

Deretan Bahan Pokok yang Alami Kenaikan Harga Jelang Idul Adha

12 Juni 2023

Deretan Bahan Pokok yang Alami Kenaikan Harga Jelang Idul Adha

Berdasarkan laporan perkembangan harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok awal Juni 2023 ini, disebutkan ada 4 yang naik menjelang Idul Adha.

Baca Selengkapnya

Iming-iming Jokowi Rp 15 Miliar untuk Pemda yang Bisa Tekan Inflasi 2023

11 Februari 2023

Iming-iming Jokowi Rp 15 Miliar untuk Pemda yang Bisa Tekan Inflasi 2023

Presiden Jokowiakan berikan insentif hingga Rp 15 miliar kepada pemerintah daerah yang berhasil menjaga tingkat inflasi. Ini penyebab inflasi.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2022 Ditopang Harga Komoditas, Airlangga: Masih Landai Relatif Tinggi

6 Februari 2023

BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2022 Ditopang Harga Komoditas, Airlangga: Masih Landai Relatif Tinggi

Menteri Airlangga menanggapi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 yang masih ditopang oleh harga komoditas.

Baca Selengkapnya

BPS Ingatkan soal Stok dan Distribusi Pangan untuk Kendalikan Inflasi

1 Februari 2023

BPS Ingatkan soal Stok dan Distribusi Pangan untuk Kendalikan Inflasi

Kepala BPS Margo Yuwono mengingatkan para pemangku kepentingan untuk memperhatikan stok dan distribusi pangan untuk mengendalikan inflasi.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

14 Januari 2023

Harga Emas Melonjak, Tertinggi dalam Sembilan Bulan Terakhir

Harga emas menguat tajam mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir, didorong ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed.

Baca Selengkapnya

Ganjar Minta Semua Pihak Tertib Pantau Harga Kebutuhan Pokok dan Lebih Rajin Turun ke Pasar

13 Januari 2023

Ganjar Minta Semua Pihak Tertib Pantau Harga Kebutuhan Pokok dan Lebih Rajin Turun ke Pasar

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh pemangku kebijakan lebih disiplin memantau pergerakan harga kebutuhan pokok.

Baca Selengkapnya

Resesi Global Kian Dekat, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

27 September 2022

Resesi Global Kian Dekat, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Ekonom senior Center Of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menjelaskan masih ada kemungkinan Indonesia terkena dampak dari resesi global.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Naik, Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Ikut Naik

23 September 2022

Harga BBM Naik, Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Ikut Naik

Sejumlah pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur setelah harga BBM naik, harga sejumlah jenis beras di sana ikut naik

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Masih Rendah, Peneliti Ingatkan Harga Stabil Tapi Tak Terjangkau

2 September 2022

Daya Beli Masyarakat Masih Rendah, Peneliti Ingatkan Harga Stabil Tapi Tak Terjangkau

CIPS menyebutkan tingginya harga beberapa komoditas pangan akan semakin melemahkan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya