TEMPO.CO, Las Vegas - Motorola Mobility, perusahaan pembuat ponsel, mengaku tidak akan lenyap dari pasar ponsel. Sepekan belakangan dalam penyelenggaraan Consumer Electronic Show 2015 di Las Vegas, merek ponsel ini ramai diperbincangkan karena memasuki akhir hidup.
Motorola mengkonfirmasi bahwa mereka tidak akan benar-benar hilang dari pasar ponsel dunia namun, Motorola Mobility akan berada dalam perusahaan Lenovo, merek ponsel asal Cina. Lenovo akan mengendalikan penuh perusahaan Motorola Mobility.
Nama Motorola pun diakui memang akan menghilang, namun tidak sepenuhnya hilang. Ke depannya orang tidak akan menyebutkan Motorola Moto, namun akan menyebutnya sebagai Lenovo Moto, seperti dilansir Slashgear.com, Senin 11 Januari 2016.
Nama merek yang akan digunakan untuk kebutuhan pemasaran adalah `Moto`. Meskipun dibalik pemangkasan nama itu masih terdapat perusahaan Motorola secara penuh. Pernyataan resmi ini dikeluarkan Motorola setelah sepekan lalu, industri ponsel diramaikan dengan informasi hilangnya nama Motorola untuk selamanya.
Secara legalitas hukum resmi, Motorola Mobility akan melanjutkan usaha di dalam perusahaan Lenovo dengan bentuk yang sedikit berbeda. Moto merek baru Motorola akan sejajar dengan merek Vibe sebagai jenis merek telepon seluler. Keduanya akan membawahi produk ponsel pintar dan juga jam tangan pintar produksi Lenovo. Sedangkan produk tablet ponsel akan berada di bawah merek Yoga.
Hal yang paling berubah hanya pada hilangnya penamaan Motorola pada merek dan proses pemasaran ponsel. Nama dan logo Moto mungkin masih akan terlihat, namun nama yang dipastikan muncul pada perangkat elektronik tersebut adalah Lenovo sebagai perusahaan induk.
SLASHGEAR | MAYA NAWANGWULAN
Berita terkait
Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina
1 jam lalu
Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?
Baca SelengkapnyaHamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
1 jam lalu
Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaIsrael Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza
3 jam lalu
Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza
Baca SelengkapnyaDetektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan
4 jam lalu
Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya
Baca SelengkapnyaBelgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC
4 jam lalu
Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)
Baca SelengkapnyaHamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo
5 jam lalu
Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaKanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India
5 jam lalu
Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel
9 jam lalu
Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.
Baca SelengkapnyaIkuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia
10 jam lalu
Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.
Baca SelengkapnyaHouthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina
19 jam lalu
Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.
Baca Selengkapnya