Inilah Industri Yang Rawan Kena Dampak MEA

Reporter

Jumat, 8 Januari 2016 23:36 WIB

Sambut MEA, Menristek Dikti siapkan kurikulum dwi bahasa. Doc KOMUNIKA ONLINE

TEMPO.CO, Jakarta - Siap atau tidak, Masyarakat Ekonomi ASEAN telah efektif berlaku tahun ini. Pemerintah telah mengidentifikasi beberapa sektor industri yang rawan terkena dampak buruk dalam persaingan bebas se-Asia Tenggara ini. “Sektor yang paling rentan terpengaruh oleh MEA itu daya saing industrinya perlu ditingkatkan,” kata Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Bachrul Chairi, Jumat 8 Januari 2016.

Beberapa sektor itu, menurut Bachrul, adalah industri tekstil, alas kaki, elektronik, baja, kulit dan beberapa produk pertanian. “Ini studinya dilakukan oleh Kementerian Perindustrian,” ujarnya.

Sebaliknya, beberapa sektor industri lain yang daya saingnya terbilang kuat untuk ekspansi ke negara lain adalah industri kimia dasar, makanan dan minuman serta otomotif.

Langkah pemerintah untuk mendorong daya saing industri di dalam negeri di antaranya adalah melalui deregulasi dan debirokratisasi dalam beberapa paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo. “Beberapa paket kebijakan itu memang dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing termasuk dengan melancarkan arus bahan baku impor,” kata Bachrul.

Selain itu, menurut Bachrul, gencarnya pembangunan infrastruktur secara tidak langsung juga dinilai akan meningkatkan daya saing industri karena mendorong kelancaran arus orang dan barang. Yang juga penting adalah program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt. “Salah satu problem terbesar bagi industri manufaktur Indonesia adalah kekurangan listrik,” ujarnya.

Hal ini diakui oleh Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat. Sebab listrik, kalaupun ada, harganya kurang bersaing. “Listrik kita lebih mahal dari Vietnam. Padahal urusan tekstil, mereka pesaing kita” ujarnya, Kamis 7 Januari 2016.

Perbandingannya, rata-rata tarif listrik industri besar di Singapura yakni Rp 1.689 per kilo watt hour (kWh). Selanjutnya, Filipina Rp 1.551 kWh, Thailand Rp 1.270 per kWh dan Malaysia Rp 1.066 per kWh. Tarif listrik Indonesia Rp 1.011 per kWh dan Vietnam Rp 777 per kWh.

Tak hanya itu, masalah juga yang umum dihadapi industri Indonesia adalah upah minimum. Hampir setiap tahun, negosiasi kenaikannya menimbulkan ricuh antara buruh dan pengusaha. “Tak jarang mereka anarkis, ini menakutkan investor,” kata Ade.

PINGIT ARIA

Berita terkait

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

1 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

2 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

7 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

7 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

7 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

9 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

10 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

14 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

16 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya