Atasi Banjir Jakarta, Waduk Ciawi Akhirnya Siap Dibangun

Reporter

Jumat, 8 Januari 2016 20:14 WIB

Foto udara pendangkalan Waduk Pluit yang dipenuhi endapan sampah di Jakarta Utara, 5 Januari 2016. Waduk Pluit menjadi salah satu contoh ruang terbuka hijau yang sukses memikat warga menjadi lokasi wisata favorit, meskipun normalisasinya belum maksimal. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, T. Iskandar mengatakan, pemerintah sudah memberikan lampu hijau pada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk menerbitkan penetapan lokasi Waduk Ciawi dan Sukamahi di Bogor. Hal ini dilakukan agar pembebasan lahan untuk waduk bisa segera dikerjakan. “Gubernur yang punya kewenangan melakukan penetapan lokasi,” kata dia di Bandung, Jumat, 8 Januari 2016.

Iskandar mengatakan, pembangunan dua waduk untuk mencegah banjir di DKI itu sudah tersendat dua tahun karena keduanya belum tercantum dalam dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor. Baru Waduk Ciawi yang tercantum dalam RTRW Jawa Barat, itu pun perlu penyesuaian karena lokasinya bergeser. “Ini sedang dilakukan perubahan Perda RTRW,” kata dia.

Menurut Iskandar, pemerintah memilih merevisi Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur. Sebanya dua waduk itu berada dalam cakupan wilayah tersebut. Perpres itu akan menjadi dasar hukum penerbitan Penetapan Lokasi dua waduk itu sehingga proses pembangunannya bisa dimulai.

Revisi Perpres 54 sudah memasuki tahap final. Dirjen Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang sudah mengirim surat pekan lalu pada Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yagn isinya membolehkan gubernur menerbitkan Penetapan Lokasi dua waduk itu. “Dalam surat itu, prinsipnya finalisasi sedang dilakukan, substansinya sudah dimasukkan, dan menyampaikan untuk dapat dikeluarkan Penetapan Lokasi kedua waduk itu,” kata dia.

Menurut Iskandar, pekan depan akan mengirim surat resmi pada Gubernur Jawa Barat agar secepatnya bisa menerbitkan Penetapan Lokasi dua waduk itu. “Ada jaminan bahwa Perpres sudah mengatur Ciawi dan Sukamahi dalam perubahannya. Karena Perpres Jabodetabekpunjur banyak sektor di dalamnya, kalau berhubungan dengan Waduk Ciawi dan Sukamahi sudah dijawab, pasti masuk,” kata dia.

Iskandar mengatakan, sudah tidak ada masalah dalam pendanaan untuk pembebasan lahan. Pemerintah DKI dalam dua tahun saja sudah menyisihkan Rp 200 miliar, kemduian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengalokasikan Rp 150 miliar. “Istilahnya kebutuhan berapapun akan kita alokasikan,” kata dia.

Dia mengklaim, sejumlah tahapan untuk eksekusi pembebasan lahan sudah dilakukan. Diantaranya, mulai dari sosialisasi hingga level desa, sampai permohonan Amdal dua waduk itu. “Semua belum dpaat diputuskan, di eksekusi karena masalah RTRW tadi,” kata Iskandar.

Iskandar mengatakan, jika gubernur bisa menerbitkan Penetapan Lokasi secepatnya, maka pembebasan lahan bisa tuntas, dan pengerjaan fisik bendungan bisa dimulai tahun ini. Pengerjaan konstruksi bangunan dua waduk itu sendiri butuh waktu empat tahun. “Tapi kita berupaya dalam tiga tahun anggaran sudah bisa selesai,” kata dia.

Waduk Sukamahi sendiri membutuhkan lahan seluas 89 hektare, sementara Waduk Ciawi 49 hektare. “Itu semua luas yang dibutuhkan untuk genangan, tapak bendungan, jalan masuk, plus fasilitas-fasilitas umumnya,” kata Iskandar.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, penetapan lokasi salah satunya baru bisa dilakukan dengan dasar perubahan Perpres 54/2008 tentang Penataan Kawasan Jabodetakbpunjur. “Dasarnya perubahan Perpres terlebih dahulu,” kata dia di Bandung, Jumat, 8 Januari 2015.

Aher, sapaan Ahmad Heryawan, memilih menunggu terbentuknya Satuan Manunggal Satu Atap (Samsat) yang tengah dipersiapkan untuk percepatan pembangunan semua proyek bendungan di Jawa Barat. Samsat itu terdiri dari pewakilan pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga aparat hukum untuk membahas satu pintu penyelesaian semua kendala pembangunan bendungan. “Kita perlu Samsat segera, sehingga kalau itu kata Samsat menjadi kata bersama. Kalau kata Samsat terbitkan, gubernur segera terbitkan,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

2 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

12 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

16 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

21 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

47 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

55 hari lalu

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

55 hari lalu

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

58 hari lalu

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.

Baca Selengkapnya