TEMPO.CO, Semarang - Kelompok volatile food atau komoditas pangan dan rokok dinilai menjadi penyumbang utama inflasi di Jawa Tengah. Tercatat inflasi di Jateng sebesar 0,99 persen dalam perbandingan bulan sebelumnya atau meningkat dibandingkan inflasi pada November 2015.
“Komoditas yang menjadi penyumbang utama antara lain bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, dan cabai rawit. Sedangkan kelompok administered price rokok kretek filter sebagai komoditas utama pendorong inflasi,” kata Deputi Kepala Perwakilan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Ananda Pulungan, Kamis, 7 Januari 2016.
Ananda menjelaskan, pengaruh komoditas pangan itu akibat gangguan cuaca dan kenaikan permintaan. Sedangkan rokok kretek filter sebagai komoditas utama pendorong inflasi akibat kebijakan penyesuaian cukai rokok yang mulai diterapkan pada November 2015.
“Kebijakan itu mendorong peningkatan harga rokok kretek filter yang cukup signifikan,” ujar Ananda.
Meski terjadi inflasi hingga akhir tahun, namun realisasi inflasi Jawa Tengah selama tahun 2015 terkendali dengan total inflasi sebesar 2,73 persen. Ananda mengatakan inflasi 2015 itu lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar yang mencapai 3,35 persen.
BI Perwakilan Jateng menilai rendahnya inflasi pada tahun 2015 disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain keberhasilan Pemerintah Daerah Jawa Tengah menjaga kecukupan pasokan dan harga pangan, serta tidak adanya kenaikan pada komoditas administered prices yang signifikan, seperti bahan bakar minyak dan elpiji.
“Selain itu, optimalisasi pemantauan harga melalui Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHaTi) juga turut andil dalam meminimalisir harga komoditas pangan strategis,” kata Ananda.
Kepala Bidang Statistik Badan Pusat Statistik Jateng Zam Zam Zamachsyari menambahkan pengeluaran konsumsi makanan dan tembakau relatif besar.
“Di antaranya konsumsi padi-padian dan tembakau masing-masing sebesar 15,45 persen dan 12,20 persen dari total pengeluaran konsumsi makanan,” kata Zam Zam.
Zam Zam menilai pengeluaran konsumsi makanan yang paling sedikit di Jateng jenis umbi-umbian yang hanya 0,45 persen.
EDI FAISOL
Berita terkait
LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel
2 hari lalu
Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
3 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
3 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
3 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca Selengkapnya10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin
3 hari lalu
Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.
Baca SelengkapnyaBerusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari
4 hari lalu
Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
5 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
6 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
6 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
7 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca Selengkapnya