Ditolak NTB, Beras Impor Thailand Dibongkar di Banyuwangi  

Reporter

Rabu, 6 Januari 2016 15:02 WIB

Aktifitas bongkar muat beras impor dari Vietnan dari kapal Hai Phong 08 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 11 November 2015. Vietnam akan memasok 1 juta ton beras ke Indonesia dengan kualitas 15 persen patahan yang dikirim mulai Oktober tahun ini hingga Maret tahun depan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Banyuwangi – Sebanyak 6.800 ton beras impor asal Thailand hari ini masuk Banyuwangi, Jawa Timur, melalui Pelabuhan Tanjung Wangi. Bulog mengalihkan beras impor tersebut ke Banyuwangi, diduga setelah mendapat penolakan dari Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi.

Wakil Kepala Bulog Divisi Regional Banyuwangi Komuli mengatakan pengalihan beras impor ke Banyuwangi tersebut telah mendapat persetujuan Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada 5 Januari 2016. Namun, ia memastikan beras impor tersebut tidak akan beredar di Jawa Timur.

Banyuwangi, kata Komuli, hanya menjadi tempat bongkar-muat dan penyimpanan beras impor tersebut hingga ada perintah lanjutan untuk pendistribusian ke daerah luar Jawa. “Tak sebutir pun beras impor ini akan dijual di pasar Jawa Timur,” katanya, Rabu, 6 Januari 2016.

Kementerian Perdagangan kabarnya akan memasok beras impor tersebut ke Nusa Tenggara Barat. Bahkan kapal pengangkut beras sudah mendekati Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.

Namun, Gubernur Zainul Majdi tak kunjung memberikan izin bongkar-muat, bahkan terakhir dengan penolakan masuknya beras impor itu. Kapal akhirnya berbalik arah ke Banyuwangi.

Komuli mengatakan dia tak mengetahui persis alasan penolakan Gubernur Nusa Tenggara Barat. Menurut dia, Bulog Banyuwangi hanya sebagai operator yang menerima perintah dari Perum Bulog untuk bongkar-muat serta penyimpanan.

Namun, dia menduga kapal pengangkut beras tidak bisa bongkar-muat di pelabuhan Nusa Tenggara Barat karena berukuran besar. “Di bagian timur hanya Pelabuhan Tanjung Wangi yang mampu menampung kapal-kapal besar,” katanya.

Hingga Januari 2016, menurut Komuli, Bulog Banyuwangi masih memiliki stok 14 ribu ton beras kualitas medium. Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan beras untuk rakyat miskin (raskin) hingga tujuh bulan mendatang. Sebab kebutuhan raskin tiap bulannya sebesar 2 ribu ton.

Kepala Kepolisian Sektor Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Tanjung Wangi Hadi Siswoyo mengatakan telah mengetahui masuknya beras impor asal Thailand. Kepolisian akan mengawasi bongkar-muat beras impor itu agar tidak beredar di Banyuwangi. “Kami akan rutin patroli agar beras tidak bocor ke pasar,” katanya.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

5 jam lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

2 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

3 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

5 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

5 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

5 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

14 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

14 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

15 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya