Kaleidoskop 2015: Ini yang Membuat Freeport Betah di Papua

Reporter

Kamis, 31 Desember 2015 08:26 WIB

Area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, 19 September 2015. Pengurangan bea keluar tersebut lantaran kemajuan pembangunan fasilitas smelter Gresik yang sudah mencapai 11 persen. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Perpanjangan kontrak anak perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport Mc Morran, akan habis pada 2021. Ini merupakan perpanjangan kontrak kedua Freeport Indonesia setelah kontrak areal pertambangan emas di bumi Papua ini berakhir pada 1991. Freeport mulai menanamkan investasinya pada 1967. Ketika itu, Indonesia membuka lebar-lebar investasi asing melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Masa berlaku kontrak karya pertama tersebut 30 tahun.

Pada 1991, kontrak Freeport diperpanjang selama 30 tahun dengan opsi perpanjangan dua kali sepanjang 10 tahun. Dengan demikian, kontrak karya Freeport akan berakhir pada 2021. Saat itu, Freeport memperoleh kelonggaran hingga 2041.

Pada 2014, pejabat Freeport sudah mulai kasak-kusuk, lobi sana lobi sini, agar perpanjangan kontrak Freeport bisa diteken lebih awal sebelum tenggat waktu 2019. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Mineral dan Batu Bara, perpanjangan kontrak Freeport baru bisa diajukan 2 tahun menjelang berakhirnya kontrak, yakni pada 2019.

Belum habis masa kontraknya, Freeport sudah mengambil ancang-ancang untuk memperpanjang kontrak eksplorasi di pertambangan tembaga dan emas Timika, Papua, hingga 2041. Mengapa begitu mengotot? Apa yang diinginkan Freeport?

Sekitar 60 persen produksi biji (ore) perusahaan masih berasal dari tambang permukaan, yaitu Grasberg Open Pit. Namun, saat ini, cadangan di pertambangan permukaan sudah memasuki fase habis dan diperkirakan pada 2017-2018 kontribusinya akan semakin mengecil. Upaya Freeport saat ini adalah melakukan investasi untuk mempersiapkan tambang bawah tanah. Untuk itulah, Freeport sangat berkepentingan terhadap perpanjangan kontrak kerja sama dari 2021 atau hingga 2041.

Menurut juru bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama, Freeport ingin kegiatan operasional diperpanjang karena sebenarnya kontrak habis pada 2041. Namun dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara yang menetapkan masa kontrak habis setiap 20 tahun, kontrak Freeport habis pada 2021.

Wahyu Sunyoto, Senior Vice Presiden Freeport Indonesia, mengatakan kunci sukses dalam pembangunan tambang bawah tanah adalah investasi untuk pengeboran bawah tanah. “Kepastian investasi penting didapat karena tambang butuh waktu 10 tahun untuk mempersiapkan,” katanya.

Untuk investasi tahun lalu, Freeport mengeluarkan duit US$ 17 juta. Tahun depan, dana yang digelontorkan diperkirakan mencapai US$ 10-15 juta. Penghasil mineral paling besar masih berasal dari Grasberg Open Pit.




TIM TEMPO







Advertising
Advertising

Berita terkait

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

2 hari lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

7 hari lalu

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.

Baca Selengkapnya

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

23 hari lalu

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

Presiden Jokowi memerintahkan divestasi saham lanjutan PT Freeport Indonesia sehingga negara mempunyai saham 61 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

39 hari lalu

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan mayoritas pemegang saham PT Freeport.

Baca Selengkapnya

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

3 Desember 2023

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

Hingga November tahun ini, PT Freeport Indonesia telah memproduksi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,9 juta ons emas .

Baca Selengkapnya

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

2 Desember 2023

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

Freeport menyiapkan dana sebesar 370 juta dolar AS untuk menutup tambang di Tembagapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

19 November 2023

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

Izin operasi tambang perusahaan Freeport Indonesia kembali diperpanjang hingga 2061. Begini awal mula konsesi tambang tembaga dan emas di Papua ini.

Baca Selengkapnya

Kemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini

6 Juli 2023

Kemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini

Kemendag buka suara soal perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter

12 Juni 2023

Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter

Staf Khusus Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, membantah pemerintah tidak tegas dalam melarang ekspor tembaga.

Baca Selengkapnya

RI Minta Tambahan Saham 10 Persen, Begini Kata Luhut dan Bos Freeport

31 Mei 2023

RI Minta Tambahan Saham 10 Persen, Begini Kata Luhut dan Bos Freeport

Menko Luhut Binsar Pandjaitan dan Bos Freeport Indonesia Tony Wenas buka suara tentang tambahan kepemilikan saham 10 persen.

Baca Selengkapnya