MEA Dinilai Meluaskan Investasi dan Pasar Properti

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 30 Desember 2015 23:01 WIB

Pengunjung melihat maket perumahan dalam pameran Real Estate Indonesia di Jakarta, 5 Mei 2015. Penjualan properti tahun ini diprediksi menurun 50 persen dibanding tahun sebelumnya. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pelaku usaha menganggap momentum Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA membuka peluang penanaman modal maupun pasar properti baru.

Ciputra, Chairperson Ciputra Group Ciputra menilai, fokus dari para ekspatriat yang datang ke Indonesia ialah untuk menanaman investasi.


Artinya, kedatangan ekspatriat tidak serta-merta mendongkrak permintaan pasar properti. Justru dengan jumlah populasi yang berlimpah dan terbesar di Asia Tenggara, Indonesia dianggap sebagai pasar potensial, sehingga menjadi incaran para pelaku usaha.

Oleh karena itu, untuk menyelaraskan berbondong-bondongnya orang asing ke dalam negeri, pemerintah perlu membuat peraturan yang atraktif mengenai kepemilikan properti oleh WNA. Segmen properti yang paling menarik bagi pasar asing ialah kondominium, terutama tipe unit berukuran besar.

Bagaimanapun, lanjut Ciputra, pemerintah dan swasta harus siap menghadapi MEA dan menjadikannya sebagai peluang. Seperti Ciputra Group yang sudah berekspansi dengan membuat proyek di Vietnam, Kamboja, Filipina, bahkan sampai Hawai.

“Siap tidak siap, kita harus siap dan membuatnya (MEA)menjadi peluang,” ujarnya kepada Bisnis.com beberapa waktu lalu.

Country Director Ray White Indonesia Johann Boyke Nurtanio mengatakan, pemberlakuan MEA membawa peluang baru bagi bisnis properti, karena banyaknya investor besar yang masuk ke dalam negeri. Pemerintah juga sudah mendukung dengan berencana mengeluarkan kebijakan kepemilikan properti bagi WNA.

Mayoritas orang asing, sambungnya, senang membeli tipe dua kamar tidur dan ukuran besar di atasnya. Adapun perkiraan harga hunian vertikal mewah di Jakarta rerata Rp50 juta per m2, masih lebih rendah dibandingkan harga apartemen mewah di Singapura yang dibanderol mulai Rp150 juta per m2.

Direktur PT Jababeka Tbk Suteja Darmono berpendapat keberadaan konsolidasi negara-negara se-Asia Tenggara dalam MEA menimbulkan adanya sinergi dalam berbisnis.


Dari pengalamannya berkeliling ke beberapa negara, dia menyimpulkan banyak pengembang yang tertarik berinvestasi di Indonesia, karena menjadi pasar terbesar di Asean.

Mayoritas investor tentunya memilih skema joint venture, sehingga sekaligus dapat membuka peluang ekspansi para pengembang lokal. Salah satunya Jababeka menggandeng Sembawang Corp Ltd., asal Singapura membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, seluas 2.000 hektare.

Selain itu, keberadaan developer asing mendorong pengembang lokal untuk melakukan inovasi, agar produk-produk properti di dalam negeri bisa bersaing dan saling mendukung.

BISNIS

Berita terkait

Syarat Menjadi Wasit Domestik, Internasional, hingga Wasit VAR

7 menit lalu

Syarat Menjadi Wasit Domestik, Internasional, hingga Wasit VAR

Wasit VAR menjadi perbincangan karena kerap dianggap merugikan Timnas Indonesia lalu. Ini syarat menjadi wasit VAR, domestik, dan internasional.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

7 menit lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

8 menit lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Liburan ke Pulau Belakang Padang Batam, Naik Becak Keliling Kampung

8 menit lalu

Liburan ke Pulau Belakang Padang Batam, Naik Becak Keliling Kampung

Becak di Pulau Belakang Padang dulunya merupakan transportasi utama warga, tapi kini untuk mengantar wisatawan saja.

Baca Selengkapnya

Kata Kim Soo Hyun saat Terima Popularity Award di Baeksang Arts Awards 2024

9 menit lalu

Kata Kim Soo Hyun saat Terima Popularity Award di Baeksang Arts Awards 2024

Dipilih publik, Kim Soo Hyun akhirnya membawa pulang piala Male Popularity Award di Baeksang Arts Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta PDIP Ajukan Gugatan KPU ke PTUN

12 menit lalu

Fakta-fakta PDIP Ajukan Gugatan KPU ke PTUN

PDIP mengajukan gugatan ke PTUN karena menganggap KPU melakukan perbuatan melawan hukum.

Baca Selengkapnya

Sebelum Putuskan Maju, Anies Ingin Pastikan Pilkada Jakarta Bebas Intervensi

18 menit lalu

Sebelum Putuskan Maju, Anies Ingin Pastikan Pilkada Jakarta Bebas Intervensi

Anies mengaku banyak mendapat aspirasi dari warga untuk mendorong kembali dirinya mencalonkan diri di Pilgub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun

22 menit lalu

Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun

Bea Cukai sempat menahan dan memberikan pajak kepada taptilo untuk SLB. Padahal, taptilo sangat berarti bagi pembelajaran tunanetra.

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

23 menit lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Pasuruan, Kereta Api Pandalungan Terlambat 150 Menit Tiba di Stasiun Gambir

28 menit lalu

Kecelakaan di Pasuruan, Kereta Api Pandalungan Terlambat 150 Menit Tiba di Stasiun Gambir

Kereta Api Pandalungan dari Stasiun Gambir tiba di Stasiun Jember pukul 13.15 WIB.

Baca Selengkapnya