TEMPO Interaktif, Jakarta:Pasokan minyak dunia dipastikan aman, meskipun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan akan ada kekurangan sebanyak 400 ribu barel per hari. Soalnya, masih ada kapasitas produksi negara OPEC sebanyak 3,9 juta barel per hari. "Jadi tidak usah khawatir,"kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Iin Arifin Takhyan kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/3). Dia mengatakan, amannya pasokan minyak dunia juga didukung oleh kurangnya permintaan pada musim semi di Eropa. Menurut dia, sesuai tradisi, di kuartal kedua dimana terjadi musin semi di negara-negara Eropa, maka permintaan minyak turun. Selain itu, di negara-negara non OPEC terjadi kenaikan produksi minyak sebanyak 600 ribu barel per hari. Karena adanya kelebihan produksi ini, dia memperkirakan harga minyak dunia akan semakin turun. Iin mengungkapkan, OPEC khawatir harga minyak akan turun sampai di bawah US$ 22 per barel. "Sekarang saja, harga sudah mendekati US$ 21,6 per barel," katanya. Sebelumnya, seperti dikutip AFP, Menteri Perminyakan Iran Mehdi Mir-Moezi memperkirakan harga minyak mentah dunia akan turun sampai US$ 18 per barel. Alasannya, negara-negara konsumen minyak mempunyai cadangan minyak yang berlebihan. Mehdi mengatakan, isu perang Irak menyebabkan harga minyak dunia melonjak. Namun, puncaknya hanya terjadi pada pekan lalu. Saat ini, kata dia, harga minyak dunia sudah turun lebih dari US$ 10 dolar per barel dibanding harga tertinggi akibat perang Irak, yang pernah mencapai US$ 40 per barel. Iin mengatakan, kalau harga minyak dunia berada di bawah US$ 22 dolar, maka OPEC akan memotong produksi minyak untuk mempertahankan harga minyak pada kisaran US$ 22-28 per barel. "Kalau harga dibawah US$ 22 dolar selama 10 hari berturut-turut, OPEC akan potong produksi,"kata Iin. Sementara itu, Pertamina meminta Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk melakukan intervensi jika harga minyak dunia turun sampai dibawah US$ 22 dolar per barel. "Tapi kita lihat dulu perkembangannya,"kata Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim. Dia sendiri mengaku tidak terkejut, jika harga minyak dunia turun di bawah US$ 22 per barel. "Saya tidak kaget. Begitu perang, harga minyak tidak akan naik, malah turun,"katanya. Karena itu, kata dia, pemerintah tidak berniat melakukan revisi asumsi harga minyak dalam APBN. Karena, menurut dia, harga yang melambung tinggi pada pekan lalu adalah harga semu. Multazam --- TNR