Kebijakan Kementan Impor Daging Lidah Sapi Dikritik  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 18 Desember 2015 17:37 WIB

Pedagang menata daging sapi di kiosnya di Pasar Pagi, Tegal, Jawa Tengah, 16 Desember 2015. Menurut pedagang, jelang Natal dan tahun baru 2016, harga daging sapi merangkak naik dari Rp100 ribu menjadi Rp110 ribu per kilogram. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Peraturan Menteri Pertanian tentang impor daging variasi dan daging pangkal lidah yang belum lama terbit dinilai akan menimbulkan persaingan tidak sehat di tingkat pedagang daging sapi lokal.

Asosiasi Sarjana Membangun Desa (Asosiasi SMD) Eko Dodi Pramono di Jakarta, Jumat, 18 Desember 2015, mengatakan daging jeroan serta kepala (yang terdiri dari: lidah, pipi, dan lainnya) tidak terpakai di negara asal.

"Di negeri asalnya ini barang buangan yang tidak ada nilainya. Masuk Indonesia bisa dipastikan merusak harga dari komoditas lokal. Kasihan peternak kita," ucapnya.

Sebelumnya, dalam dokumen resmi Kementan disebutkan telah terbit Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 58/Permentan/PK.210/11/2015 tentang pemasukan karkas, daging, dan atau olahan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia pada 25 November 2015.

Melalui Permentan tersebut, Kementan akan membuka keran impor daging lidah yang merupakan salah satu variasi daging sapi. Eko mengharapkan, kalaupun ada impor jenis tersebut setelah terbitnya Peraturan Menteri Pertanian, seyogianya ada hitungan yang tepat, agar impor tidak melebihi kekurangan dari kebutuhan yang ada.

Indonesia, tambahnya, termasuk yang masih mengkonsumsi daging jenis tersebut, sehingga daging itu punya nilai jual di pasaran dalam negeri. "Harapannya pemerintah bisa lebih bijak. Ada saatnya pemerintah hadir di hadapan peternak di negeri ini. Sehingga lebih memahami dukanya politik harga daging murah yang asal-asalan tanpa tahu nasib yang di bawah," tuturnya.

Sementara itu Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Jawa Tengah Akbar Mahali mengatakan impor daging variasi tidak masalah, asal tidak menjatuhkan harga di peternak. "Impor itu harus rasional, jangan justru menjatuhkan harga di peternak," tukasnya.

Ia mengungkapkan daging variasi, seperti daging pipi, lidah, dan kepala yang diimpor tersebut merupakan produk yang tidak terpakai untuk konsumsi di negara asal. "Saya meyakini kualitas daging lokal tetap segar, meskipun impor dikemas secara higienis, tapi kan daging beku," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana juga 'protes' dengan menyatakan, seharusnya Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan membicarakan bersama serta menelaah berapa volume yang dapat diimpor agar tidak distorsif pada usaha rakyat, yakni penjagal dan pedagang. "Karena hal ini akan berimbas pada peternak rakyat," ucapnya.

Dia mengakui, jika hanya lidah kemungkinan dampakya tidak terlalu besar karena pangsa pasarnya kecil dan terbatas, tapi demikian apa pun produknya yang akan diimpor harus didasari dengan perhitungan cermat.

Selain itu, tambahnya, pemerintah juga mestinya memperhitungkan negara asal produk tersebut harus yang benar-benar bebas dari penyakit hewan menular termasuk penyakit mulut dan kuku.

BISNIS

Berita terkait

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

3 menit lalu

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

Polisi menangkap seorang pemuda berinisial J, 31 tahun, karena diduga mencuri ratusan celana dalam wanita dari berbagai indekos

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

4 menit lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

7 menit lalu

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) .

Baca Selengkapnya

Ragam Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK di UNJ

8 menit lalu

Ragam Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK di UNJ

Tak sedikit peserta UTBK di UNJ yang ditemani oleh orang tuanya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

10 menit lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

18 menit lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

30 menit lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Akui Dapat Tawaran Menteri, Khofifah Pilih Maju Jadi Gubernur Jatim lagi

30 menit lalu

Akui Dapat Tawaran Menteri, Khofifah Pilih Maju Jadi Gubernur Jatim lagi

Khofifah menyatakan bakal kembali maju menjadi calon Gubernur Jawa Timur di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

34 menit lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

TKN Pastikan Kabinet Prabowo-Gibran Berkomposisi Proporsional

43 menit lalu

TKN Pastikan Kabinet Prabowo-Gibran Berkomposisi Proporsional

Kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan dikomposisikan secara proporsional.

Baca Selengkapnya