Pesantren di Jawa Tengah Berpotensi Kembangkan Ekonomi Syariah

Reporter

Kamis, 17 Desember 2015 15:21 WIB

Dari kiri: Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sahal Mahfudz, Direktur Utama (Dirut) Bank Muamalat, A. Riawan Amin, Ketua Dewan Syariah Nasional, Ma'ruf Amin, dan Direktur Keuangan PT Pos Indonesia, Mursito Suprapto dalam peluncuran kartu Shar-E di Masjid Sunda Kelapa Jakarta, (10 Maret 2004). TEMPO/ Purwanta B.S.

TEMPO.CO, Semarang - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menilai, pesantren menjadi agen potensial untuk mengembangkan ekonomi keuangan syariah. Dasar penilaiannya, basis pesantren di Jawa Tengah merupakan wadah calon intelektual muda muslim.

“Diharapkan ini menjadi agen pengembangan ekonomi syariah ke depan,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Ananda Pulungan, Kamis, 17 Desember 2015.

Ananda menilai, pondok pesantren mempunyai peran sentral bagi kemajuan pendidikan Islam dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. “Sedangkan alumni pondok pesantren umumnya berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk pengembangan ekonomi,” kata Ananda.

Ia mencatat, di Jawa Tengah terdapat 4.852 pondok pesantren dengan 638.288 santri. Jumlah itu, menurut dia, modal dasar bagi pengembangan ekonomi syariah di masa mendatang. Karena itu, BI Jawa Tengah mendorong kemandirian dan pengembangan pesantren dengan bantuan modal sebagai fasilitas yang berperan mendirikan perbankan syariah.

Selain itu, Ananda melihat potensi ekonomi syariah di Jawa Tengah masih besar. “Tercatat banyak masyarakat yang belum tersentuh akses lembaga keuangan syariah, seperti perbankan syariah, asuransi syariah, dan BMT,” kata Ananda.

Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir, menilai perbankan syariah berperan sebagai lokomotif pengembangan industri jasa keuangan syariah. “Ini tercermin dari pangsa aset perbankan syariah yang mendominasi industri jasa keuangan syariah sebesar 83,07 persen,” kata Iskandar.

Meski begitu, Iskandar melihat kondisi perbankan syariah saat ini belum berkembang besar dan belum mampu menyaingi lembaga keuangan konvensional. Buktinya, aset perbankan syariah di Jawa Tengah yang sebesar Rp 16,3 triliun hanya menguasai pangsa aset 5,7 persen total aset perbankan Jawa Tengah yang sebesar Rp 270,6 triliun.

“Pada Oktober 2015, pertumbuhan aset dan pembiayaan tumbuh 13,7 persen per bulan dan 6,6 persen per tahun,” kata Iskandar.



EDI FAISOL

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

4 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

9 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

9 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

11 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

11 hari lalu

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

12 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

17 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya