The Fed Naikkan Suku Bunga, Ini Kata Jusuf Kalla  

Kamis, 17 Desember 2015 14:21 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla, memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah petinggi grup Bank Dunia, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, 12 November 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed Rate) tidak berdampak signifikan terhadap keadaan finansial Indonesia. Dia mengatakan Indonesia masih bisa mengimbangi kenaikan suku bunga tersebut.

Kalla membandingkan dengan dampak kenaikan Fed Rate terhadap keadaan finansial di Amerika Serikat dan Jepang. "Kita, kan, pengaruhnya kecil. Kalau di Amerika dan Jepang, pengaruhnya besar karena mereka punya bunga 0,25 persen,” tuturnya di Istana Wakil Presiden, Kamis, 17 Desember 2015.

Jadi, menurut Kalla, kalau Fed Rate naik 0,25 persen, suku bunga bank di kedua negara itu bisa jadi naik 100 persen. "Tapi, di Indonesia, BI Rate 7,5 persen. Jadi mereka (The Fed) mau naikkan 0,25 persen, artinya kecil sekali."

Kalla menjelaskan, Indonesia tak perlu khawatir para investor itu akan hengkang dan memilih menanamkan modal di Amerika. "Kalau portofolio mau kembali (ke Indonesia), tidak ada pengaruhnya,” katanya. Sebaliknya, kata Kalla, Indonesia akan terpengaruh kalau investasi asing langsung (FDI) atau investasi riil terimbas. “Margin investasi riil tinggi, bisa sampai 10 persen. Dibandingkan 0,25 persen, kan, kecil."

Meski begitu, Kalla tetap meminta Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya. "Lihat dari sisi sektor riil di Indonesia, bahwa Indonesia butuh investasi industri manufaktur dan sebagainya. Tidak mungkin industri berkembang kalau bunga tinggi,” katanya. “Tidak ada negara maju apabila hanya dilihat dari sektor keuangan. Dilihat sektor riilnya juga."

Sebelumnya, bank sentral Amerika Serikat atau The Fed akhirnya menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak hampir satu dekade lalu. Komite pengatur kebijakan The Fed menaikkan kisaran suku bunga acuannya sebesar seperempat poin menjadi 0,25-0,5 persen pada Rabu siang waktu setempat atau Kamis dinihari, 17 Desember 2015.

REZA ADITYA

Berita terkait

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

19 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

11 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

12 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

13 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

14 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

15 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

15 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

26 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

26 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya