Bank Indonesia Bantu Program Desa Tenun di Bali, NTB, dan NTT

Reporter

Minggu, 6 Desember 2015 04:04 WIB

Warga dengan deretan kain tenun khas Bajawa yang dipajang di rumahnya di Kampung adat Bena, Bajawa, Nusa Tenggara Timur, 16 Oktober 2015. Kaum wanita di kampung Bena membuat tenun untuk cinderamata wisatawan yang berkunjung. Tenun khas Bajawa adalah motif gajah dan kuda. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Mataram -Sebagai upaya menggerakkan perekonomian wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), Bank Indonesia (BI) mengembangkan industri kecil dan menengah di sektor ekonomi kreatif melalui Program Pengembangan Desa Tenun. Program Desa Tenun merupakan program kewilayahan berbasis potensi atau komoditas unggulan daerah.

Menurut Kepala Perwakilan BI Bali Dewi Setyowati, Bali dan Nusa Tenggara dikenal oleh dunia internasional tidak hanya karena keindahan alamnya, tapi juga keunikan budayanya. "Salah satunya kain tenun tradisional," katanya sewaktu berbicara di depan Wartawan Ekonomi Bisnis, yang mengikuti pelatihan di Hotel Ombak Sunset Gili Trawangan, Jumat, 4 Desember 2015, malam.

Kain tenun di Bali, NTB, dan NTT mempunyai kekhasan masing-masing dan nilai keekonomian yang tinggi. Program Desa Tenun bertujuan memperkuat tiap rantai nilai produksi tenun, antara lain dengan memberikan bantuan teknis, produksi, dan akses pemasaran. Desa Tenun telah dikembangkan di 10 titik yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Bali. "Ada 120 unit ATBM yang diberikan kepada perajin," ujarnya kepada Tempo.

Misalnya di Desa Pakraman Karang di Desa Pejukutan, terletak 29 kilometer arah timur dari Pelabuhan Nyuh, di Pulau Nusa Penida, Bali. Di desa ini, dalam lima tahun terakhir, dihidupkan kembali tradisi menenun Cepuk Rangrang yang kini sedang naik daun di Indonesia. "Kami menghidupkan kembali tradisi menenun dari nenek moyang," kata Ketua Kelompok Industri Tenun Winangun Asri Wayan Sukerta.

Di NTB, BI sudah membantu empat unit alat tenun gedogan di Kabupaten Sumbawa. Di Bunmudrak, Lombok Tengah, pernah diusulkan bantuan alat tenun bukan mesin, tapi terhambat lokasi dan bangunan penempatannya. "Belum jelas kepemilikannya," ujar Manajer Akses Keuangan dan UMKM BI NTB Ni Nyoman Sariani kepada Tempo.

Pertumbuhan ekonomi kreatif ini tidak lepas dari pengembangan koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara yang erat dengan tema sebagai "Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional".

Dalam jangka panjang, kegiatan kepariwisataan merupakan pendorong pembangunan ekonomi di Bali-Nusa Tenggara melalui diversifikasi produk wisata, perluasan kawasan pariwisata, dan pengembangan daya saing destinasi pariwisata secara berkelanjutan, ataupun pengembangan pangsa pasar dengan daya beli tinggi.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

7 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya