TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan 4,8 skala Richter (SR) yang mengguncang Halmahera Barat, Maluku Utara, pada Rabu, 2 Desember 2015, dirasakan warga Kota Ternate, ibu kota Provinsi Maluku Utara.
"Akibat gempa itu, warga yang berada di pesisir pantai Desa Tuada dan Todowonge, Kecamatan Jailolo, lari berhamburan karena takut ancaman tsunami karena goncangannya terasa sangat kuat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Halmahera Barat Chalid Ismail di Ternate, Rabu, 2 Desember 2015.
Guncangan serupa juga dialami warga Banehena, Payo, Bobo, Idamdehe, Payo, serta desa lain. Chalid mengatakan gempa dengan kedalaman sepuluh kilometer itu terjadi di daratan, maka tidak menimbulkan tsunami, sehingga, diharapkan masyarakat agar tenang dan tidak panik. Hanya saja, masyarakat diimbau tetap waspada.
Chalid mengatakan semua tim yang sudah terbagi di lokasi pengungsian untuk berjaga-jaga agar masyarakat setempat tidak merasa panik. Atas musibah ini, masyarakat diminta tetap berdoa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami tetap bersiaga di lokasi dan kalau terjadi guncangan yang lebih kuat lagi, maka menghindari dari tiang listrik maupun bangunan agar tidak terkena reruntuhan," ujar Chalid.
Dia juga mengingatkan masyarakat tetap tenang dan tidak panik agar jangan sampai kondisi seperti ini dimanfaatkan orang untuk mengambil barang.
Sementara itu, Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara menyalurkan bantuan kepada masyarakat Halmahera Barat yang mengalami musibah gempa bumi di Jailolo. Manajer Unit Komunikasi dan Kebijakan Bank Indonesia Hery Chatur Wibowo saat dikonfirmasi mengatakan sebagai wujud kepedulian Bank Indonesia Maluku Utara atas musibah gempa yang dialami warga Jailolo telah menyalurkan bantuan untuk korban gempa.