Aktifitas bongkar muat beras impor dari Vietnan dari kapal Hai Phong 08 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 11 November 2015. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah menjajaki impor beras dari Pakistan. "Saya sedang memfinalkan nota kesepahaman dengan Pakistan," kata Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong di kawasan Juanda, Jakarta, Rabu, 2 Desember 2015.
Nota kesepahaman itu, kata Tom, akan dibuat dua menteri agar ditindaklanjuti operator dari kedua negara. "Ini perlu supaya Bulog bisa kirim tim inspeksi ke Pakistan untuk lihat mutu dan volume yang dibutuhkan," tuturnya.
Perlunya impor dari Pakistan lantaran impor dari Vietnam dan Thailand saat ini belum optimal. "Menurut hemat saya, kita terlambat impor beras," ujarnya.
Saat ini, kata Tom, ancaman El Nino membuat banyak negara berebut stok beras dunia. Beras dari Vietnam, misalnya, sudah banyak dipesan Cina, Taiwan, hingga Filipina, sebelum Indonesia. Selain stok terbatas, kapasitas pelabuhan dan ketersediaan kapal harus diperhatikan.
Hal itu diakui Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti. Menurut Djarot, sejak keran impor dibuka pada awal November lalu, Perum Bulog baru mendatangkan 227 ribu ton beras asal Vietnam. Padahal perusahaan pelat merah ini telah mendapat izin impor 1 juta ton beras dari Vietnam dan 500 ribu ton beras dari Thailand. "Kedatangan pertama mulai 7 November 2015 dan masih terus berjalan," ucapnya.
Djarot menyatakan kedatangan beras Vietnam itu telah menambah stok beras Bulog hingga berjumlah 1,3 juta ton.
Soal rencana mendatangkan beras dari Pakistan, Djarot menyatakan Bulog tinggal menunggu kesepakatan pemerintah kedua negara. "Kami tinggal tunggu lampu hijau," ujarnya.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
16 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.