Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan saat pembukaan Munas Kadin ke VII di Trans Hotel, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2015. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta tingkat suku bunga kredit perbankan diturunkan. Menurut dia, saat ini tingkat suku bunga perbankan di Indonesia lebih tinggi dibandingkan di negara-negara lain seperti Malaysia dan Cina.
“Tingkat bunga Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara sekitar, di Malaysia 5 persen, Indonesia 10 persen, kalah apalagi dengan Cina," Jusuf Kalla dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Jakarta, Selasa, 24 November 2015.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan masih tingginya tingkat suku bunga perbankan disebabkan kondisi ekonomi yang masih belum stabil. Hal itu membuat bank sentral harus berhati-hati dan memilih mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) masih dipertahankan di angka 7,5 persen.
Agus mengatakan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menyelaraskan kebijakan. Sebagai otoritas moneter, kata Agus, Bank Indonesia memiliki mandat untuk bisa mengendalikan inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah. Sedangkan pemerintah memiliki tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyediakan lapangan kerja.
"Tetapi sebetulnya dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar yang terjaga, itu kan nanti menciptakan masyarakat sejahtera dan makmur," kata Agus.
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
3 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.