Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat berdiskusi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 11 November 2015. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka menengah untuk periode 2017-2019 bisa mencapai kisaran 6,0-6,5 persen. "Peningkatan pertumbuhan ini karena paket kebijakan ekonomi pemerintah yang akan semakin terasa dampaknya, " ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Jakarta, Selasa 24 November 2015.
Agus menuturkan perbaikan ekonomi akan terus terjadi, terlebih proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2016 sudah akan mencapai kisaran 5,2-5,6 persen, lebih baik dari pertumbuhan ekonomi 2015 hingga akhir tahun yang diprediksi berada di kisaran 4,8 persen. "Kita masih bagus pertumbuhannya dibandingkan negara berkembang lain, yang beberapa bahkan minus pertumbuhannya," ujar Agus.
Inflasi diperkirakan akan lebih rendah dan terkendali yaitu menjadi 3,5 plus minus 1 persen. Angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan target inflasi tahun 2015 yaitu 4 plus minus 1 persen. Sedangkan, defisit transaksi berjalan diharapkan dapat berada pada level yang sehat yaitu 2,5 persen. "Ini karena ke depan banyak proyek infrastruktur, akan ada banyak impor bahan baku jadi otomatis pengaruh ke kenaikan defisit transaksi berjalan, " kata Agus lagi.
Agus mengatakan sinergi kebijakan pemerintah juga akan mendorong percepatan transformasi ekonomi, sehingga dapat membawa perekonomian tumbuh lebih sehat, berimbang, berkelanjutan, dan inklusif.