Neraca Dagang Surplus Rp 13,7 T Meski Ekspor Melambat
Editor
Setiawan Adiwijaya
Rabu, 18 November 2015 12:58 WIB
TEMPO.CO, Manila - Di tengah melambatnya ekspor, kinerja neraca perdagangan Oktober 2015 mengalami surplus US$ 1 miliar (Rp 13,7 triliun). Surplus berasal dari perdagangan nonmigas sebesar US$ 1,4 miliar dan defisit perdagangan migas US$ 0,4 miliar. Kinerja neraca perdagangan di bulan Oktober tetap berpeluang menjaga surplus neraca perdagangan selama 2015.
"Neraca perdagangan mengalami peningkatan surplus di tengah perlambatan kinerja ekspor dan impor Indonesia. Kita harus tetap bekerja keras dan optimistis," ujar Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, di Manila, melalui siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 18 November 2015.
Tren surplus neraca perdagangan terjadi pula pada neraca perdagangan kumulatif Januari-Oktober 2015 sebesar US$ 8,2 miliar. Surplus terdiri dari defisit perdagangan migas sebesar US$ 5,4 miliar dan surplus nonmigas sebesar US$ 13,6 miliar. "Mudah-mudahan kondisi ini makin memperkukuh kinerja perdagangan Indonesia ke arah surplus neraca perdagangan sepanjang 2015," tutur Lembong.
Thomas menjelaskan, perdagangan dengan India, Amerika Serikat, Filipina, Belanda, dan Pakistan penyumbang surplus terbesar selama Januari-Oktober 2015 yang mencapai US$ 20,7 miliar. Sementara itu, perdagangan dengan Cina, Thailand, Australia, Brasil, dan Argentina menyebabkan defisit sebesar US$ 18,9 miliar.
Meski kinerja neraca perdagangan surplus, nilai ekspor Indonesia selama bulan Oktober 2015 hanya mencapai US$ 12,1 miliar, turun 4 persen dibandingkan September 2015. Thomas mengatakan, penurunan ini merupakan indikasi perekonomian global yang belum pulih secara total. "Namun, dari sisi volume, ekspor di bulan Oktober meningkat 4,38 persen dibanding September 2015."
Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-Oktober 2015 mencapai US$ 127,2 miliar, turun 14,0 persen (YoY). "Penurunan ekspor selama Januari-Oktober 2015 dipicu pelemahan harga minyak dan komoditas utama, serta penurunan permintaan impor dari mitra dagang," ujar Thomas.
Permintaan impor negara mitra dagang utama antara lain Cina turun 18,8 persen, Jepang turun 20,6 persen, Singapura turun 19,5 persen, dan Thailand turun 11,2 persen.
Sementara itu, komoditas ekspor nonmigas Indonesia yang turun di pada Januari-Oktober 2015 antara lain timah (-30,8 persen), tembaga (-23,2 persen), nikel (-22,6 persen), CPO (-11,3 persen), karet dan barang dari karet (-17,7 persen ), berbagai produk kimia (-37,9 persen), ikan dan udang (-14,7 persen ), kapas (-9,3 persen), serta tembakau (-4,9 persen).
DEVY ERNIS