Jusuf Kalla Prihatin: Ekspor Indonesia Besar, Devisa Cekak  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 17 November 2015 12:33 WIB

Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla saat memberikan keynote speech pada Tempo Economic Briefing dengan tema "Mengembalikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016" di Jakarta, 17 November 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengeluhkan ekspor Indonesia yang dilakukan secara besar-besaran, tapi devisa yang diterima kecil. Kalla membandingkan perolehan ekspor Thailand dan Malaysia, yang devisanya sangat besar.

"Apa yang salah, ternyata kita terlalu liberal mengatur devisa. Batu bara berkapal-kapal diekspor, sawit berton-ton diekspor. Devisa masuk, tapi uang yang masuk sekadarnya. Semua disimpan di Singapura," ucap Jusuf Kalla saat menjadi pembicara utama Tempo Economic Briefing di Hotel Ritz Calton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 17 November 2015.

Acara tahunan yang digelar PT Tempo Inti Media Tbk ini dihadiri sekitar 100 eksekutif BUMN dan swasta. Tempo Economic Briefing mengambil tema “Mengembalikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2015 dan Melihat Peluang Bisnis pada 2016”.

Pejabat negara yang hadir, antara lain, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, dan Kepala Pembangunan Infrastruktur Wilayah Hermanto Dardak, yang datang mewakili pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kalla mengeluhkan komoditas ekspor Indonesia banyak mengandalkan produksi sumber daya mentah selama puluhan tahun. Hal tersebut, kata Kalla, menjadi kelemahan fundamental masa lalu yang perlu diperbaiki. Salah satunya dengan regulasi yang mulai melarang ekspor mineral mentah.

"Kesalahan fatal sehingga kita mengemis agar uang masuk. Tolong masukin, kemudian dikasih keringanan pajak karena kita mengartikan ekspor dengan pengapalan, bukan masuknya duit. Itulah kesalahan utama," kata Jusuf Kalla.

Kesalahan utama itu, Kalla mencontohkan, banyak ekspor kayu yang menimbulkan kerusakan hutan dan berdampak pada banjir. Ekspor batu bara yang menyebabkan lubang-lubang di tanah dan ekspor sawit berdampak pada bencana asap. "Ini fatal, ke depan enggak boleh terulang."

Karena itu, Kalla ingin pemerintah tak hanya memperhatikan kepentingan pasar sehingga rakyat hanya mendapat 'sisanya'. "Waktunya untuk memperbaiki sistem supaya maju dengan baik, tidak mewariskan kesulitan hanya karena seperti itu. Kita tidak boleh dibelenggu kepentingan pasar," kata Kalla.



ALI HIDAYAT

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

10 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

12 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

13 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

24 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

24 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

24 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

25 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

25 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

42 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya