Pemerintah Siapkan Peraturan Pembangunan Kilang

Reporter

Kamis, 12 November 2015 23:04 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) beserta rombongan meninjau Kilang Minyak TPPI di Tuban, Jawa Timur, 11 November 2015. Pertamina menyebutkan pengoperasian kembali kilang minyak TPPI tersebut dapat menghemat devisa sebesar 2,2 miliar Dolar AS setahun karena mampu mengurangi impor BBM dan LPG. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Bandung- Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas, Direktorat Jenderal Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto mengatakan pemerintah sedang menyiapkan peraturan presiden tentang pembangunan kilang. “Perpes Kilang juga baru mau disiapkan. Isinya tentang sistem pendanaan pembangunan kilang, ada empat modelnya. Bisa Pertamina, kerjasama, swasta, dan sebagainya,” kata dia.

Djoko tidak merinci empat model pembiayaan yang sedang dipersiapkan itu. Tapi, dia mencontohkan, salah satunya modelnya membolehkan kerjasama Pertamina dengan perusahaan asing untuk membangun kilang. “Di dalam pembangunannya, Pertamina mengawal banget, kemduian kerjasama dengan pasokannya. Nanti setelah kilang selesai, siapa yang mengoperasikan, apakah joint venture, apakah perusahana yang menbangun? Salah satunya itu,” kata dia.

Opsi pembiayaan lainnya, misalnya Pertamina boleh membangun kilang miliknya sendiri dengan dana persero atau dibantu APBN. “Bisa juga Pertamina bangun sendiri dana sendiri, bisa juga dengan dana APBN, atau di ‘mix’ siapa yang menyiapkan lahan, siapa yang membangun. Itu ada di Perpres Kilang,” kata Djoko.

Selain itu, Djoko menjelaskan bahwa paket kebijakan ekonmi sektor energi yang masih dipersiapkan pemerintah terkendala tren penurunan harga minyak dunia. “Kita lagi semangat-semanganya, terus harganya lagi turun. Itu satu tantangan yang berat sebetulnya, tapi gak apa-apa. Kita maju terus,” kata dia di Bandung selepas membuka “Oil and Gas Investment Forum Indonesia 2015” yang sudah memasuki tahun kelima di Bandung, Kamis, 12 November 2015.

Djoko mengatakan, ada dua kebijakan yang berkaitan langsung dengan Kementeriannya. Pertama soal rencana pemerintah memberlakukan penurunan harga gas untuk industri serta percepatan pembangunan kilang baru. Penurunan harga gas untuk industri dengan kontrak di atas US$ 6 MMBTU menjadi bagian paket ekonomi jilid tiga misalnya, mulai berlaku mulai 1 Januari 2016. “Prinsipnya yang di atas US$ 6 bisa diturunkan, harganya di atas US$ 8 bisa diturunkan harganya bahkan sampai US$ 2. Tapi mulai berlakunya rencananya 1 Januari 2016.”

Sementara pada kebijakan selanjutanya berkaitan dengan pembangunan kilang baru. Djoko mengatakan, pengoperasian kembali kilang PT TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indotama) di Tuban Jawa Timur kemarin, 11 November 2015 mejadi bagian strategi pemerintah memperbanyak kilang baru. Menyusul kilang TPPI, paling lambat pekan depan pemerintah akan meresmikan pengoperasian upgrade kilang Cilacap. “Rencananya Jumat ini mau diresmikan Presiden kalau ada waktunya, tapi diundur kemungkinan minggu depan,” kata Djoko.

Djoko mengatakan, pemerintah masih memikirkan cara memepercepat pembangunan kilang baru di Indoesia. Salah satu yang masih dibahas soal pendanaan pembangunan kilang baru. “Sedangkan kilang baru sedang dipikirkan FID (Final Investment Decision), mencari pendanannya, serta kerjasamanya,” kata dia.

Menurut Djoko, soal skema pendanaan pembangunan kilang baru menjadi substansi dari Peraturan Presiden Kilang yang masih dipersiapkan.

Saat membuka “Oil and Gas Investment Forum Indonesia (OGIFI) 2015” di Bandung, Djoko mengatakan, ditengah kondis penurunan harga minyak dunia ini, perusahaan yang memegang konsesi minyak memilih mencari rekanan untuk memasuki tahap produksi. “Hanya kondisi saat ini yang harga minyak lagi turun, dia mau ngebor, dia perlu partner,” kata dia.

Menurut Djoko, forum OGIFI menjadi salah satu cara untuk mempertemukan antar pemilik lahan konsesi untuk mempercepat pembangunan kilang di lahan baru. “Kita bisa lihat sendiri ada empat perusahaan dan banyak lapangan. Ada yang sudah discovery, ada yang masih eksplorasi, ini loh data, terbuka, diberi kesempatan kalua ada yang mau ‘farm-in’, masuk silahkan,” kata dia.

Di ajang OGIFI 2015 itu misalnya, diikuti oleh lima perusahaan minyak yang memiliki masing-masing sedikitnya tiga lahan di tujuh blok yang tersebar di seluruh Indonesia. Djoko mengklaim, perusahaan yang memanfaatkan forum itu makin banyak dari tahun ke tahun. “Saya yakin tahun-tahun berikutnya akan lebih ramai lagi,” kata Djoko.

Chairman OGIFI 2015 Andry Hidayat mengatakan, forum yang sebelumnya bernaama Farm-Out Forum itu sudah memasuki tahun kelima. Ajang itu untuk mempertemukan pelaku industri migas dan investor untuk menorong kegiatan eksplorasi migas. “Mereka bisa saling berbagi informasi dan peluang investasi maupun eksplorasi minyak dan gas di Indonesia,” kata dia, Kamis, 12 November2015.

AHMAD FIKRI



Berita terkait

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

2 hari lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

2 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

10 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

18 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

20 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

24 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

29 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Volodymyr Zelensky Berhenti Menyerang Kilang Minyak Rusia

36 hari lalu

Gedung Putih Minta Volodymyr Zelensky Berhenti Menyerang Kilang Minyak Rusia

Volodymyr Zelensky membenarkan laporan media kalau Gedung Putih mendesaknya agar berhenti menyerang infrastruktur Rusia

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

55 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Kilang Pertamina Balikpapan Genjot Produksi 360 Ribu Barel per Hari

58 hari lalu

Kilang Pertamina Balikpapan Genjot Produksi 360 Ribu Barel per Hari

Proyek TA Revamp diperkirakan berlangsung selama 58 hari. Progres pekerjaan telah 50 persen.

Baca Selengkapnya