Program Tol Laut, Pakar ITS: 2016 Logistik Indonesia Bangkit  

Reporter

Kamis, 12 November 2015 16:38 WIB

Terminal Teluk Lamong, Surabaya, dilihat dari udara, pada Jumat , 14 November 2014. Terminal Teluk Lamong dibangun dengan konsep Green Port. ANTARA/Eric Ireng

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar statistik dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kresnayana Yahya mengatakan, kondisi perekonomian di Indonesia pada 2016 akan semakin membaik, terutama pada sektor logistik. Pendapat itu didasari atas berjalannya program tol laut yang diprakarsai Presiden Joko Widodo. Program ini membuat biaya pengiriman logistik ke wilayah timur Indonesia menurun drastis.



"Ekonomi tahun depan, terutama Jawa Timur, ada harapan baru seiring dengan munculnya infrastruktur baru, yaitu pelabuhan Teluk Lamong," kata Kresna dalam diskusi Economic Outlook 2016 di Suara Surabaya Center (SSC) di Surabaya, Rabu malam, 11 November 2015.



Menurut Kresna, kondisi pelemahan ekonomi yang terjadi di Indonesia juga dialami oleh negara berkembang lain. Namun, Indonesia masih bisa tumbuh lebih baik dengan mengurangi tekanan internal dan melakukan reformasi fiskal melalui percepatan penyerapan belanja modal serta peningkatan penerimaan pajak. "Perbaikan iklim bisnis itu mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Selain itu, ketahanan ekonomi di Indonesia akan dibangun dari peran sederhana dengan pendekatan sosial inovasi. Di sini orang-orang muda yang mendominasi jumlah penduduk akan menjadi peta perilaku bangsa yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif. "Tren saat ini adalah anak muda ingin menjadi pengusaha, bukan pegawai," ujar dia.

Jika semua sektor ini bisa sejalan, dia yakin perekonomian Indonesia akan membaik. Apalagi jika pengusaha, terutama pengusaha logistik, bisa memanfaatkan media sosial sebagai pemasaran produk untuk penghematan.

Ia juga mengingatkan baik para pengusaha maupun masyarakat umum, terkait dengan penggunaan gadget atau alat komunikasi yang menurutnya sudah semakin ke arah pemborosan saat ini, karena hingga triwulan III, pengeluaran orang-orang Indonesia secara total terhadap kebutuhan gadget ini mencapai Rp 30 triliun.

Di lain sisi, Konsultan Bisnis Kafi Kurnia menjelaskan, di tengah krisis saat ini, masyarakat harus mengeluarkan tabungan (saving) pada situasi yang tepat dan benar-benar hemat agar pengeluaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisa dikurangi.

"Dalam krisis perekonomian itu ada bahaya dan peluang. Jadi, kita harus peka membaca peluang dan waspada dengan bahayanya, seperti sekarang ini saatnya membeli perusahaan yang mau bangkrut, inilah yang dinamakan memanfaatkan krisis sebagai peluang," tandasnya.


Advertising
Advertising


ANTARA


Berita terkait

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT 2024 Hari Kelima, Dirjen Dikti Pantau Kesiapan dan Pengawasan di ITS

2 hari lalu

UTBK SNBT 2024 Hari Kelima, Dirjen Dikti Pantau Kesiapan dan Pengawasan di ITS

Dirjen Dikti memantau pelaksanaan UTBK SNBT di ITS.

Baca Selengkapnya

Bambang Pramujati Resmi Dilantik Sebagai Rektor ITS Periode 2024-2029

7 hari lalu

Bambang Pramujati Resmi Dilantik Sebagai Rektor ITS Periode 2024-2029

ITS melantik Bambang Pramujati sebagai rektor baru periode 2024-2029, menggantikan Mochamad Ashari.

Baca Selengkapnya

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

11 hari lalu

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

Cara daftar jalur mandiri ITS untuk dapat beasiswa bebas uang pangkal.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

12 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

19 hari lalu

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri Beasiswa ITS tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

19 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

20 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

20 hari lalu

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

ITS berencana meningkatkan jumlah mahasiswa penerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

30 hari lalu

Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

Ini pendidikan terakhir 4 menteri Jokowi yang dipanggil MK pada sidang sengketa pilpres: Sri Mulyani, Risma, Muhadjir Effendy, Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya