TEMPO.CO, Jakarta - Sejak berdiri di Singapura pada 2012, RedMart makin berjaya sebagai penyedia jasa penjualan dan pengiriman makanan online. Di negeri jiran itu, kini mereka sudah memiliki 650 pegawai.

Pendiri sekaligus CEO RedMart, Roger Egan, menjelaskan model bisnisnya di Tech in Asia Jakarta 2015, Kamis siang, 12 November 2015. Meski sama-sama menyediakan jasa pengiriman makanan, RedMart punya perbedaan mendasar dalam pola kerjanya dengan perusahaan lain. Dia lalu menunjuk satu kompetitor mereka: Happyfresh. Ketika RedMart mengirimkan bahan makanan dari gudang mereka sendiri, Happyfresh memilih bekerja sama dengan supermarket.

Egan menyebut, bekerja sama dengan supermarket memang lebih praktis dalam urusan menyimpan barang. Namun secara jangka panjang, kemampuan untuk mengatur produk secara keseluruhan jelas berbeda. Ini juga akan berpengaruh terhadap pengalaman pengguna. “Sebuah supermarket tidak akan pernah seefisien gudang sendiri,” katanya saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Kamis, 12 November 2015.

RedMart awalnya memang hanya menggunakan sistem gudang. Meski, sejak Juli 2015, mereka juga bekerja sama dengan 400 toko khusus di Singapura. Kerja sama ini memperkaya jumlah barang yang bisa ditawarkan hingga mencapai 30 ribu jenis. “Supermarket pada umumnya mempunyai 10 ribu sampai 12 ribu produk saja,” ucap Egan.

Baru berumur tiga tahun, RedMart sudah berkantong tebal. Mereka mengumpulkan para investor papan atas seperti Co-Founder Facebook Eduardo Saverin, Co-Founder Skype Toivo Annus, Softbank Capital, dan banyak lainnya.

Perusahaan yang baik harus mau untuk berinvestasi kepada orang-orang terbaik. Salah satu akuisisi talenta terbesar bagi RedMart adalah mendapatkan Chief Operating Officer Colin Bryar yang mempunyai 12 tahun pengalaman kerja di Amazon. “Saya belajar sangat banyak darinya,” kata Roger. “Sekarang kami telah berkembang cukup besar untuk menarik lebih banyak talenta seperti dia.”

Baru-baru ini perusahaan e-commerce tersebut baru saja mendapatkan pendanaan enam juta dolar yang akan mereka gunakan untuk ekspansi secara regional. Egan mengatakan target selanjutnya adalah Hong Kong. Ia tidak menyebutkan secara rinci tanggalnya, tapi akan dilakukan tahun depan.

Toh RedMart tidak sedang terburu-buru. Singapura sendiri dinilai masih menjanjikan pasar yang besar. “Singapura adalah pasar sebesar US$ 16 miliar. Kamu bisa membangun perusahaan multimiliar, hanya untuk bahan makanan, di Singapura,” ujarnya.

Lalu bagaimana peluang Indonesia? “Saya pikir Indonesia dalam waktu sepuluh tahun ke depan bisa lebih besar dari pasar mana pun di Asia Tenggara, tapi Hong Kong untuk sekarang adalah pasar yang berada paling atas dalam daftar kami.”

PINGIT ARIA