TEMPO Interaktif, Nganjuk:Diam-diam harga pupuk mengalami kenaikan di pasar. Gejala ini terungkap di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Hingga Kamis (10/1), pupuk urea yang menjadi primadona petani, harga eceran sudah melenting menjadi Rp 62 ribu per sak. Padahal harga normal hanya Rp 55 ribu. Bukan hanya harga naik, urea juga mengalami kelangkaan. Kepada Tempo News Room, sejumlah petani mengatakan, sudah beberapa hari ini pupuk sulit didapat di pasaran. “Kami dapatkan pupuk, khususnya urea yang jadi kebutuhan utama petani. Mengapa sulit dibeli didapatkan di pedagang eceran?" kata Supardi, petani asal Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso, Nganjuk Nganjuk merupakan salah satu penyangga lumbung pangan Jawa Timur. Ketika pupuk langka dan harganya mencekik petani, diperkirakan hasil panen pun akan merosot. Apalagi, harga komiditi pertanian juga naik turun. Supardi cemas biaya produksi yang dia keluarkan akan jatuh lebih tinggi dari hasil yang dia panen. Petani pun rugi. “Susah petani sekarang. Sudah sulit cari pupuk, kenaikan harga malah banyak sekali. Setiap sak pupuk urea bisa mencapai Rp 63.000," kata Sugeng, petani Desa Mlilir, Kecamatan Berbek. Anggota DPRD Nganjuk berusaha bersuara. Ketua Komisi B, Cholis Ali Fahmi, menandaskan kelangkaan dan mahalnya pupuk sangat memukul petani. Saat ini mereka sangat butuh untuk memupuk tanaman padi. "Tapi saya tidak tahu pasti penyebab kelangkaan tersebut. Bisa jadi terkait dengan rencana kenaikan harga BBM," kata Cholis. (Dwidjo U Maksum)
Berita terkait
Acara HUT ke-44 Dekranas Ditutup, Total Transaksi Mencapai Rp 4,3 Miliar
19 menit lalu
Acara HUT ke-44 Dekranas Ditutup, Total Transaksi Mencapai Rp 4,3 Miliar
Ajang Dekranas Expo 2024 sebagai rangkaian dari HUT Dekranas ke-44 dihadiri sekitar 13.000 pengunjung dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,3 miliar