Pertamina: Pendistribusian LPG Lebih Khusus, Rumit  

Reporter

Selasa, 27 Oktober 2015 17:34 WIB

Ilustrasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina menjadi satu-satunya badan usaha milik Negara (BUMN) yang memiliki kewajiban untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kepada masyarakat, termasuk di Kalimantan.

Distribusi ini harus dilakukan meski harus melalui kondisi alam yang dianggap tidak memungkinkan untuk dilalui. Untuk mengetahui hal ini, Bisnis berkesempatan mewawancarai General Manager PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan Fariz Azis. Berikut petikannya.

Bagaimana kondisi penyaluran bahan bakar minyak sampai ke masyarakat di seluruh Kalimantan selama ini?

Kalau pendistribusian ke masyarakat sudah relatif lancar, karena fasilitas kami sudah lengkap. Filling shed untuk mengisi ke mobil tangki dan armada mobil tangki sendiri juga banyak. Asal produknya ada kami bisa salurkan. Adakalanya terkendala, tetapi bisa diantisipasi dengan cepat. Jadi relatif tidak terkendala.



Bagaimana dengan tingkat konsumsi atau permintaan BBM oleh masyarakat di Kalimantan saat ini?


Perekonomian sekarang sedang lesu, jadi konsumsi Solar subsidi ini turun kurang lebih 20 persen dari rata-rata normal. Itu perkiraan penurunan region Kalimantan, kalau nasional lebih kecil sedikit. Kalimantan lebih besar dari nasional karena mungkin selama ini banyak yang menggunakan Solar subsidi yang peruntukannya mungkin tidak tepat. Antrenya di SPBU, pembeliannya biasanya dengan tangki normal dan setelah itu mungkin ada pengumpul-pengumpul Solar bersubsidi. Kemudian sektor pertambangan batu bara merosot, akhirnya antrean pada Solar bersubsidi juga turun. Lambatnya perekonomian juga membuat konsumsi Premium turun. Sekarang ada Pertalite dan produk ini cukup booming dan diterima masyarakat Kalimantan. Minggu depan TBBM Pontianak mulai menyediakan Pertalite. Sudah ada empat TBBM yang memenuhi permintaan masyarakat untuk Pertalite.



Advertising
Advertising

Bagaimana dengan kendala penyediaan elpiji?


Pendistribusian LPG punya lebih panjang rantainya dibandingkan BBM karena dari depot itu ke SPBE dulu, dari SPBE nanti diambil oleh agen, lalu disalurkan lagi ke pangkalan, setelah itu kadang-kadang pangkalan menyalurkan lagi ke pengecer. Seringkali yang dilihat wartawan stok LPG kosong adalah stok di pengecer. Persediaan stok pengecer kosong belum tentu stok di pangkalan kosong. Pendistribusian LPG ini lebih khusus, lebih rumit, jadi kami harus betul-betul memetakan wilayahnya. Enggak semudah BBM, dari SPBU langsung sampai ke masyarakat, monitoring juga lebih mudah. Kalau LPG kan dikemas dulu, ada proses pengisian, katup harus dipasang.



Selain sebagai penyalur bahan bakar untuk masyarakat, Pertamina juga terlibat dalam kegiatan CSR. Bagaimana komitmen Pertamina selama ini dalam melaksanakan CSR dan bagaimana pemilihan sasaran CSR?


Kalau komitmen, jangan diragukan lagi. Pertamina bisa dibilang salah satu BUMN yang menyediakan dana cukup besar untuk CSR, didukung lagi oleh wilayah operasi kami yang menyebar. Keberadaan Pertamina ini juga tidak hanya soal bisnis, tapi juga menjaga kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sebelum kami langsungkan CSR, kami lakukan social mapping yang bisa secara langsung atau undercovered, bahkan mapping melalui lembaga independen untuk menghindari bias. Ada CSR yang sifatnya region, ada juga sifatnya nasional. Jadi di pusat mengadakan suatu program, kami di region ikut menjalankan. Anggaran dari pusat, tidak terpatok setahun ada kegiatan berapa kali, tergantung program yang kami ajukan. Jadi untuk tahun depan kami harus mapping dulu, setelah itu baru mengajukan ke pusat, dan setelah pusat menyetujui baru akan diputuskan kegiatan apa yang akan dilakukan.



Apa saja CSR yang sudah dilakukan oleh Pertamina?


Ada Olimpiade Sains dari sektor pendidikan. Kalau di Balikpapan sendiri CSR yang sudah berjalan ini bantuan untuk peternakan madu dan budi daya rumput laut. Di Banjarmasin ada konservasi Bekantan di Pulau Bakut, targetnya sampai Pulau Bakut bisa jadi area konservasi ekowisata Bekantan.



Apakah bantuan CSR ini berkelanjutan untuk satu sasaran ataukah bersifat satu kali untuk setiap sasaran?


Ada yang berkelanjutan, ada yang sekali untuk spot-spot tertentu. Biasanya kami memberikan waktu lima tahun untuk penerima CSR, sampai mereka sustain menjalankan usaha atau kegiatannya. Karena tidak mungkin terus-terusan menyokong, kami juga ingin penerima CSR juga mandiri. Bantuan yang diberikan Pertamina hanya untuk pemantik awal, pemda setempat juga berperan agar penerima CSR bisa berkembang. CSR pun bukan hanya sekedar rangkaian bantuan, tapi kami harus pastikan usaha yang jadi sasaran pun memberikan manfaat bagi masyarakat lainnya.

BISNIS.COM

Berita terkait

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

20 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

43 hari lalu

Pertamina Paparkan Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

PT Pertamina (Persero) melangkah maju dengan strategi pertumbuhan ganda untuk mempertahankan kebutuhan energi nasional.

Baca Selengkapnya

Deretan Timses atau Penyokong Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Hingga Promosi

46 hari lalu

Deretan Timses atau Penyokong Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Hingga Promosi

Pengamat politik Adi Prayitno, menilai bagi-bagi jabatan komisaris BUMN ke para pendukung Prabowo-Gibran adalah balas budi politik dan alamiah.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Akan Gunakan Dana BOS, Pengamat Ekonomi Sebut Bisa Begini Dampaknya

Para ekonom mengkritisi penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Jika dipaksa menggunakan, apa dampaknya?

Baca Selengkapnya

PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024

27 Februari 2024

PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024

PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.

Baca Selengkapnya

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

26 Februari 2024

Defisit Anggaran Melebar 2,8 Persen dari PDB, Gara-gara Subsidi Pupuk, BLT dan BBM

Defisit anggaran akan melebar menjadi 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah menambah subsidi pupuk, BLT, dan menahan kenaikan BBM.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

24 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025, Jokowi Matangkan di Sidang Kabinet Pekan Depan

Program makan siang gratis Prabowo-Gibran masuk APBN 2025, Jokowi akan matangkan di sidang kabinet Senin depan.

Baca Selengkapnya

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

19 Februari 2024

Anggaran jadi Polemik, Ekonom Usulkan Refocusing Program Makan Siang Gratis

Ekonom CORE Indonesia, Mohammad Faisal, mengusulkan refocusing program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

19 Februari 2024

Pemangkasan Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Pengamat: Bisa Menurunkan Penerimaan Pajak

Pengamat menilai jika subsidi BBM dipangkas untuk program makan siang gratis maka penerimaan pajak bisa menurun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

18 Februari 2024

Ekonom Sebut Subsidi BBM Idealnya Dipangkas untuk Beralih ke Energi Bersih, Bukan Makan Siang Gratis

Ekonom Celios Bhima Yudhistira menyebut subsidi BBM idealnya dipangkas bukan untuk membiayai program makan siang gratis. Kenapa?

Baca Selengkapnya