Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di dekat tumpukan kotak sepatu di Pusat Industri Kecil, Jakarta, 9 Januari 2015. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian menyatakan program tenaga penyuluh lapangan (TPL) yang dimulai pada 2007 secara efektif meningkatkan jumlah industri kecil-menengah di Indonesia.
Busharmaidi, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil-Menengah (IKM), mengatakan program TPL, yang hingga 2015 telah meluluskan sembilan angkatan--267 orang atau sekitar 24 persen dari total peserta--telah mendirikan usaha selepas kontrak.
Dia menerangkan, para TPL ini awalnya diberi beasiswa selama tiga tahun dengan level pendidikan D-3. Setelah lulus, mereka menjalani kontrak selama dua tahun menjadi penyuluh dan pendamping IKM dalam mengembangkan usaha. "Setelah habis masa kontrak, banyak yang mendirikan usaha sendiri,” tuturnya, Selasa, 27 Oktober 2015.
Syarif Hidayat, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, mengatakan dunia usaha Indonesia sulit berkembang karena hingga saat ini masyarakat Indonesia masih menganggap menjadi karyawan perusahaan adalah cara terbaik mendapatkan penghasilan. “Akibatnya, dunia usaha Indonesia kalah jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, yang pertumbuhan wirausahanya sangat cepat,” tuturnya.
Karena itu, program beasiswa TPL dari Kementerian ditargetkan dapat menumbuhkan jumlah wirausaha baru di sektor IKM dari kalangan terdidik yang mampu memanfaatkan potensi lokal dan menggerakkan ekonomi daerah.
Menurut dia, TPL merupakan calon wirausaha yang disiapkan Kementerian melalui pendekatan by design atau melewati beberapa tahapan pendidikan terstruktur, yakni pendidikan selama masa kuliah program D-3 ataupun selama menjalani kontrak dua tahun sebagai penyuluh lapangan IKM.