Punya Utang Luar Negeri, 1.600 Perusahaan Ini Diawasi BI

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 17 Oktober 2015 05:39 WIB

Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO , Jakarta: Bank Indonesia memantau laporan 1.600 perusahaan per Agustus 2015, yang memiliki utang luar negeri terkait kepatuhannya memenuhi peraturan kehati-hatian dalam pinjaman luar negeri.

“Sejauh ini dari 1.600 perusahaan, 74,8 persennya sudah patuh dengan kewajiban minimum melakukan hedging (lindung nilai),” ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, saat ditemui di kompleks gedung Bank Indonesia, Jumat, 16 Oktober 2016.

Agus menuturkan, mayoritas perusahaan yang melakukan hedging karena aktiva dalam valuta asingnya lebih banyak dari pasiva dalam valuta asingnya. Sehingga, sebanyak 74,8 persen dari total perusahaan tersebut dianggap sudah memenuhi persyaratan.

Sementara sekitar 400 perusahaan sisanya, masih perlu memenuhi kewajiban hedging tersebut. Ia menyebutkan kurang lebih sebanyak 20 persen perusahaan sudah berhasil memenuhi kebutuhan kewajiban minimum hedging. “Masih ada kira-kira 320 perusahaan yang belum memenuhi,” kata Agus.

BI berharap pada bulan-bulan berikutnya menjelang akhir 2015, tingkat kepatuhan dari perusahaan-perusahaan tersebut lebih tinggi. Menurut Agus, Indonesia termasuk ke dalam negara yang secara pro-aktif meminta pelaku usaha swasta untuk taat dan berhati-hati dalam mengambil utang luar negeri.

Langkah tegas yang dimiliki Indonesia ini, menurut Agus, mendapat banyak apresiasi dari negara lain. “Memang pada saat pertemuan IMF (Dana Moneter International) di Peru kemarin banyak negara berkembang yang ingin bisa mendalami dan memahami bagaimana kita bisa mengeluarkan peraturan seperti itu,” tuturnya.

Kebijakan untuk memenuhi kewajiban minimum hedging dinilai pentingsebagai bentuk respon kekhawatiran dari dunia usaha ketika melakukan utang luar negeri dengan terlalu agresif. Sehingga kemudian membahayakan perusahaan itu sendiri dan berlanjut membahayakan stabilitas ekonomi nasional.

GHOIDA RAHMAH






Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya