Petani berjalan diantara sawah dan kincir air di Sungai Citanduy, Kampung Sukasirna, Tasimalaya, Jawa Barat, 12 Juli 2015. Kincir air yang dibuat hasil swadaya para petani ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengairan sawah saat musim kemarau. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Petani di Malang menyambut positif rencana pemerintah menggulirkan program asuransi pertanian karena dapat memberikan kepastian dalam usaha.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Tomie Herawanto mengatakan, dalam berbagai kesempatan, petani sering menanyakan tentang realisasi program asuransi pertanian.
Mereka antusias menyambut program tersebut karena dapat memberikan kepastian dalam usaha tani, terutama pertanian tanaman pangan.
“Petani juga menyatakan bersedia membayar premi asuransi pertanian,” ucapnya di Malang, Senin, 12 Oktober 2015.
Bagi mereka, premi Rp 30 ribu per hektare relatif terjangkau bila dibanding manfaat perlindungan usaha tani mereka dari gagal panen karena masalah iklim dan yang lain.
Karena itu, tutur Tomie, sosialisasi mengenai program asuransi pertanian perlu digencarkan dan tepat sasaran dengan jangkauan yang lebih luas.
Dengan begitu, petani betul-betul mengerti tentang program dan manfaat yang mereka peroleh dengan menjadi peserta asuransi pertanian.
Dia berharap program asuransi pertanian bisa segera diperluas dengan tidak sebatas pada tanaman padi.
HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier
16 hari lalu
HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier
HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.