Bandara Pekanbaru Klaim Rp 4 Miliar Hilang Akibat Asap
Editor
Rully Widayati
Kamis, 8 Oktober 2015 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengklaim pendapatan sebesar Rp 4 miliar hilang begitu saja karena maskapai membatalkan kedatangan dan keberangkatan penerbangan akibat kabut asap kebakaran menyelimuti Sumatera.
"Kita sudah mendapat gambaran kerugian Angkasa Pura selaku pengelola bandara dari mulai awal sampai akhir bulan sekitar Rp 4 miliar," kata Kepala Divisi Pelayanan dan Operasional Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Hasturman Yunus, di Pekanbaru, Rabu, 7 Oktober 2015.
Ia menjelaskan, kehilangan pendapatan ini dialami selama satu bulan penuh --September 2015-- dimulai dengan adanya gangguan pendaratan pesawat dalam sehari, hingga bandara lumpuh total saat tidak ada satu pun pesawat yang mendarat atau lepas landas.
Angka kehilangan pendapatan itu dihitung dari data kerugian yang telah diberikan, seperti Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) terminal domestik sebesar Rp 45 ribu per penumpang dan terminal internasional Rp 150 ribu per penumpang.
"Aturan satu pesawat penumpangnya 100 orang itu berangkat, tapi karena asap tak jadi berangkat. Maka, kita jadi loss revenue. PJPU sudah termasuk dalam tiket, jadi dipulangkan dan kita tidak dapat apa-apa," kata dia.
Padahal, bandara harus tetap mengeluarkan biaya listrik dan pendingin udara agar calon penumpang merasa nyaman.
"Informasi saja bahwa kita mengeluarkan biaya listrik satu hari itu sebesar Rp 75 juta untuk bandara. Belum lagi dari pendapatan pesawat mendarat, parkir, pemakaian garbarata, konter check-in, dan semua ada biayanya. Jika ditotal sekitar Rp 4 miliar," kata dia.
Sebelas maskapai beroperasi melalui bandara ini. Sebelas maskapai itu adalah Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air, dan Malindo Air.
ANTARA