Legislatif: Proyek LNG Terapung Tak Berefek ke Domestik

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 6 Oktober 2015 21:57 WIB

TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengatakan bahwa rencana pemerintah membangun fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) blok Masela yang terapung di laut Arafura (offshore) tidak banyak memberi multiplier effect bagi masyarakat.

Menurutnya, pembangunan proyek pencairan gas alam tersebut seharusnya dilakukan di darat, tidak seperti direkomendasikan oleh SKK Migas yang meminta dibangun terapung seperti sebuah kapal induk. Selain itu, dia juga menyangsikan keamanan dan kestabilan operasi pencairan gas tersebut.



"Kalau dibangun di darat maka kepentingan domestik lebih terjamin, akan ada multiplier effect terhadap warga masyarakat,” ujarnya dalam diskusi bertema “Blok Masela Untuk Siapa?” yang dihadiri sejumlah mantan eksekutif perminyakan dan gas. Selain Kardaya dan mantan Menakertrans Alhilal Hamdi, turut jadi narasumber dalam diskusi itu mantan CEO PT Chevron Indonesia Suwito Anggoro dan mantan Dirut LNG Bontang Yoga Suprapto.



Dia juga menyebutkan kalau pembangunan fasilitas itu di atas laut maka peluang untuk terjadinya perluasan fasilitas pengolahan dan turunannya sangat kecil.


Advertising
Advertising


Kardaya mencontohkan pembangunan pengolahan gas Bontang di Kalimantan Timur yang membuat munculnya pabrik petrokimia di wilayah itu. Dengan demikian masyarakat sekitar ikut menikmati dampak ekonomi dari pembangunan fasilitas tersebut.



Pendapat senada disampaikan oleh Alhilal Hamdi yang menyebutkan bahwa tantangan pengolahan LNG terapung adalah masalah kestabilan dan keamanan operasi selain persoalan keselamatan opreasi.



“Jangan sampai proyek ini menjadi kelinci percobaan. Kami telah melakukan kajian bahwa pembangunan fasilitas pengolahan gas itu lebih layak di darat,” ujar Alhilal. Menurutnya, dengan membangun di darat, tidak aka ada masalah dengan memasang pipa dari laut ke darat termasuk melewati palung sekalipun.



Dia mencontohkan proyek yang sama ada di daratan Aljazair dan gasnya kemudian dialirkan lewat pipa bawah laut ke spanyol. Dia pun memaparkan bahwa biaya untuk pembangunan fasilitas itu secara terapung akan lebih mahal, yakni sekitar US$22 miliar, sedangkan kalau di darat hanya US$16 miliar.



Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan akan mengikuti rekomendasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam membangun infrastruktur gas di Blok Masela. Dia mengatakan, SKK Migas merekomendasikan fasilitas pengolahan gas menjadi gas alam cair (LNG) dibangun terapung di atas laut berupa kapal.





BISNIS

Berita terkait

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

20 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Kelompok Lingkungan di Arena COP28 Desak Stop Perdagangan Gas Alam Cair

9 Desember 2023

Kelompok Lingkungan di Arena COP28 Desak Stop Perdagangan Gas Alam Cair

Kelompok lingkungan hidup di arena COP28 mendesak diakhirinya ekspansi LNG untuk menghentikan 'kekacauan iklim'.

Baca Selengkapnya

Pertamina Kembangkan Bisnis Carbon Capture dan Gas Alam Cair

7 September 2023

Pertamina Kembangkan Bisnis Carbon Capture dan Gas Alam Cair

PT Pertamina (Persero) mengembangkan bisnis carbon capture storage (CCS) dan gas alam cair (LNG) secara terintegrasi untuk mengurangi emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Dukung Terminal LNG di Bali, Luhut Yakin RI Akan Kelebihan Produksi Gas Alam Cair pada 2032

26 Juli 2023

Dukung Terminal LNG di Bali, Luhut Yakin RI Akan Kelebihan Produksi Gas Alam Cair pada 2032

Menteri Luhut meminta pembangunan Terminal Liquified Natural Gas (LNG) di Bali terus digenjot. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?

1 Juni 2023

Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?

Setelah 20 tahun dilarang, Jokowi membuka keran ekspor pasir laut yang disusul dengan perintah Menko Marves, Luhut melarang ekspor LNG. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Truk Berbahan Bakar Gas Alam Cair Pertama di Indonesia Sedang Diuji Coba

25 Januari 2023

Truk Berbahan Bakar Gas Alam Cair Pertama di Indonesia Sedang Diuji Coba

Subholding Gas Pertamina, PT PGN bersama anak usaha PT Gagas Energi Indonesia sedang melakukan uji coba truk berbahan bakar gas alam cair (LNG).

Baca Selengkapnya

Eropa Melirik Afrika untuk Mencari Alternatif Gas Rusia

12 Oktober 2022

Eropa Melirik Afrika untuk Mencari Alternatif Gas Rusia

Afrika memiliki cadangan gas alam cair yang melimpah. Negara-negara Eropa meliriknya untuk mengurangi ketergantungan pada gas Rusia.

Baca Selengkapnya

Nigeria Mau Suplai Gas Alam Cair Lebih Banyak ke Eropa

8 September 2022

Nigeria Mau Suplai Gas Alam Cair Lebih Banyak ke Eropa

Nigeria siap membangun proyek pipa gas agar bisa mengirimkan gas alam cair lebih banyak ke Eropa. Sebab saat ini kendala utamanya adalah keamanan.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Siapkan 58 Kargo LNG untuk Produksi Listrik PLN di 2022

6 Januari 2022

SKK Migas Siapkan 58 Kargo LNG untuk Produksi Listrik PLN di 2022

Industri hulu minyak dan gas bumi memastikan komitmennya untuk terus memasok gas alam cair atau LNG untuk memenuhi kebutuhan sektor kelistrikan.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini, Pertamina Alihkan Semua Bisnis Gas Alam Cair ke PGN

11 Februari 2020

Tahun Ini, Pertamina Alihkan Semua Bisnis Gas Alam Cair ke PGN

Setelah mendapat limpahan bisnis LNG dari Pertamina, PGN segera mencari pasar di dalam maupun di luar negeri.

Baca Selengkapnya