BEI Minta Pemerintah Maksimalkan Belanja APBN  

Selasa, 29 September 2015 03:07 WIB

Bursa Efek Indonesia. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio optimistis pergerakan pasar modal pada Oktober 2015 mendatang bisa lebih positif. Setidaknya ada lima hal yang, kata Tito, bisa mendorong pasar modal Indonesia menjadi makin hijau.

Satu hal yang seharusnya jadi perhatian utama, menurut Tito, ialah belanja pemerintah lewat Anggaran Pendapatan Belanja Negara.

"Saya harap spending goverment bisa maksimal keluar," kata Tito di gedung BEI, Jakarta, Senin, 28 September 2015. Pemerintah saat ini menargetkan realisasi APBN-P 2015 bisa mencapai 92 persen. Untuk itu, pemerintah mengandalkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai lokomotif penyerapan anggaran negara.

Tito menyebut jika pemerintah bisa merealisasikan 85 persen anggaran saja, dampaknya akan cukup besar bagi pasar modal. "Kalau bisa 90 persen saja sudah bagus. Kami masih percaya Kementerian Keuangan bisa (merealisasikannya)," kata dia.

Berikutnya, pasar modal melihat suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih terlalu tinggi. Kendati penetapan suku bunga sepenuhnya ada pada Bank Indonesia, Tito berharap jarak antara BI rate dengan inflasi tidak lebih dari dua persen. Ia memprediksi inflasi sampai akhir tahun menyentuh lima persen. "BI rate 7,5 persen agak ketinggian," ucapnya.

Ketiga, Tito optimistis kinerja emiten pada kuartal III ini berada di tren yang positif alias masih meraup laba. Ia memprediksi setidaknya 75 persen emiten menunjukkan kinerja bagus.
Hal keempat yang bisa mendorong pasar modal pada Oktober 2015 atau sisa akhir tahun nanti ialah penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak yang diprediksi mendorong perputaran uang sebesar Rp250 triliun lebih. Terakhir, Tito menegaskan keinginan bursa untuk mempertahankan kebijakan tax amnesty bisa berjalan.

Sementara itu, melemahnya situasi ekonomi global membuat BEI merevisi target emiten pada tahun ini dari semula 32 menjadi 20-22 calon emiten saja. Tahun depan, barulah Tito ingin target itu bertambah menjadi di atas 30 calon emiten. Sedangkan untuk target transaksi harian tahun depan, lanjut Tito, diharapkan bisa mencapai Rp 7 triliun.

Presiden Direktur Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto menilai target mendapatkan emiten 20 hingga 22 perusahaan hingga akhir tahun cukup realistis. Sebab tidak mudah mengajak perusahaaan untuk go publik. "Kami harus pintar-pintar informasikan ke calon emiten. Coba edukasi kalau saat seperti ini harga saham sedang murah," kata dia.

Lebih lanjut, Mandiri Sekuritas sedang mendampingi dua perusahaan untuk segera melantai di bursa saham. Abiprayadi menargetkan kedua perusahaan bisa listing dalam waktu dekat ini. "Kami tidak bisa informasikan perusahaannya," ucapnya.

Hari ini, perusahaan asuransi PT Victoria Insurance mencatatkan namanya di papan BEI. Emiten dengan kode VINS tersebut merupakan perusahaan ke-13 tahun ini yang melantai di bursa.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

20 jam lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

3 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

4 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

4 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

5 hari lalu

Apindo Usul Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan, Pengamat: Bikin Birokrasi Panjang, Bebani APBN

Pengamat kebijakan publik Univesitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan tidak ada urgensi pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat dan Perkotaan dalam pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

5 hari lalu

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Ekonom menaksir beban anggaran pemberian makan siang gratis beserta susu setara 4-5 persen belanja pemerintah pusat pada APBN 2025

Baca Selengkapnya

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

7 hari lalu

Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp 135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri

Sugianto, 30 tahun, sudah tiga tahun bekerja di proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya