Kerja Sama RI-Cina, Rini Soemarno Dituding Tak Transparan

Reporter

Jumat, 25 September 2015 16:16 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 30 Juni 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara diduga melanggar Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Dugaan itu dilayangkan Energy Watch Indonesia karena Rini dianggap tidak memberikan keterangan secara transparan kepada publik terkait dengan syarat yang diminta Cina atas utang baru ke tiga bank BUMN yang sudah ditandatangani.

"Rini Soemarno jangan seenaknya melakukan kebijakan luar negeri dan mengabaikan ketentuan, dalam hal pinjaman luar negeri," kata Ferdinand Hutahaean, Direktur Executive Energy Watch Indonesia, Jumat, 25 September 2015.

Undang-undang yang disebutkan adalah tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Pasal 7 ayat 1, yang menetapkan hierarki perundangan undangan kita pada urutan kedua adalah TAP MPR setelah UUD, selanjutnya dalam penjelasan Pasal 7 ayat 1 b berbunyi bahwa TAP MPR yang masih berlaku adalah sesuai dengan TAP MPR Nomor I/2003 yang di dalam TAP tersebut Pasal 2 mencantumkan TAP MPR No. XVI/MPR/2003 tentang Politik Ekonomi, yang mempersyaratkan bahwa pinjaman luar negeri harus melalui persetujuan DPR.

Langkah Rini yang tampak berpihak kepada Cina soal pengadaan kereta cepat Jakarta-Bandung juga dianggap kontroversial. "Bunga investasi Cina padahal 2 persen, sementara Jepang menawarkan bunga 0,1 persen," katanya.

Keberpihakan ini dianggap tidak wajar dan aneh karena bunga 2 persen itu sangat tinggi dan akan memberatkan negara. Belum lagi masalah teknologi, Cina cenderung tidak lebih baik daripada Jepang.

Hingga saat ini Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Sormarno belum mau memberi tanggapan atas pertanyaan publik dalam kaitan dengan transparansi hal-hal tersebut.

Sebelumnya, telah terjalin kesepakatan pinjaman Bank Mandiri, BRI, dan BNI, dengan China Development Bank senilai US$ 3 miliar (sekitar Rp 43,3 triliun). Menurut pelaksana tugas Ketua Eksekutif LPS Fauzi Ichsan, kesepakatan utang yang melibatkan tiga bank BUMN itu tidak jadi masalah karena mereka dalam kondisi yang sangat sehat lantaran nilai CAR di atas 20 persen.

INGE KLARA SAFITRI

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

2 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

6 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

9 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

2 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya