Rupiah Melorot Terus, Pengusaha Makanan-Minuman Menjerit

Reporter

Jumat, 25 September 2015 16:04 WIB

Seorang pekerja mengemas Kue Otere yang siap untuk dipasarkan di sebuah industri rumahan di Kawasan Maccini, Makassar, 02 Juli 2015.Kue kering yang biasa disebut kue tali-tali khas Makassar ini biasanya di sajikan saat lebaran tiba. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Walau sering dinyatakan bahwa pelemahan rupiah bukan "monopoli" Indonesia karena juga terjadi di negara-negara lain, pemerintah diminta melakukan terobosan untuk mendorong kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Ini sudah lampu kuning sebenarnya buat kita dan tentunya kita sangat mengharapkan pemerintah bisa melakukan terobosan bagaimanan supaya nilai tukar ini tidak bergerak naik," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman, dalam acara yang digelar Badan Koordinasi Penanaman Modal, di Jakarta, Jumat, 25 September 2015.

Ia mengatakan pengeluaran perusahaan akan semakin berat, terutama untuk belanja modal, lantaran pelemahan nilai tukar rupiah terus terjadi. Kebanyakan barang modal dan peralatan modal industri Indonesia diimpor.

"Rupiah ini, khususnya bagi industri makanan-minuman, sangat terasa. Bahan baku masih banyak yang bergantung pada impor. Ini yang jadi masalah," ujarnya. "Bukannya kami senang impor, tapi terpaksa karena tidak tersedia dalam negeri mutu maupun dari segi ketersediaan jumlah ya," tuturnya.

Dalam keadaan daya beli melemah saat ini, dia menyatakan, "Ini mau tidak mau kami bertahan. Kami tidak bisa menaikkan harga jual karena kondisi ekonomi, juga daya beli, melemah. Kalau dinaikkan harganya, kami juga yang akan makin berat," ujarnya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi ini bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi 14.695 dibanding posisi sebelumnya, 14.680 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah kembali bergerak terdepresiasi terhadap dolar AS menyusul belum ada momentum positif, di antaranya proyeksi perekonomian Indonesia yang masih akan melambat," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta.

Ia mengemukakan pernyataan Bank Indonesia yang memprediksi kondisi ekonomi Indonesia sampai semester pertama 2016 belum menunjukkan perbaikan menyusul neraca transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia yang masih defisit.

"Harapan perbaikan ekonomi masih minim sehingga membuat laju nilai tukar rupiah cenderung berada di area negatif. Intervensi pasar BI pun diperkirakan hanya bersifat jangka pendek sepanjang belum ada kabar positif dari kinerja pemerintah terutama dalam menyerap anggaran belanja infrastruktur," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

10 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

15 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

15 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

17 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

17 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

17 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

18 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Kenaikan Harga Gula Dunia Diyakini Tak Ganggu Industri Makanan dan Minuman, Kenapa?

28 Desember 2023

Kenaikan Harga Gula Dunia Diyakini Tak Ganggu Industri Makanan dan Minuman, Kenapa?

Kemenperin memastikan, kenaikan harga gula dunia tidak memengaruhi industri makanan dan minuman di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya