TEMPO.CO, Jakarta - Agar mempunyai lebih banyak pengalaman mengembangkan program e-commerce lokal dan global, hendaknya para pengembang lebih banyak belajar ke luar negeri, terutama ke Cina. Salah satu usahanya bekerja sama dengan sebuah perusahaan jasa servis internet, Baidu.
“Pengembang startup Indonesia butuh belajar, tidak bisa mengandalkan hanya memuat program tapi tidak bisa mengelolanya,” ujar Ketua Startup Magic, Riyeke Ustandiyanto saat peluncuran program Indonesia Economy dan Ecosystem Development Program. Di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu, 23 September 2015.
Salah satu cara belajar yang disampaikan Riyeke yakni melalui Memorandum Of Understanding dengan Baidu untuk mengembangan e-commerce ini. Baidu disebut telah membantu ekonomi masyarakat Cina melalui jaringan internet.
Menurut Riyeke, para pengembang Indonesia harus mengakui perkembangan percepatan internet di Cina sangat signifikan. Kehadiran Baidu sejak 2000 hingga saat ini, membuatnya menjadi raksasa yang mampu menguasai pasar melalui teknologi internet yang diciptakannya. "Banyak platform yang ditawarkan oleh Baidu untuk menguasai pasar di Cina, salah satunya dengan platform Baidu Travel," katanya.
Kedatangan Baidu ke Indonesia membuka kesempatan bagi para pengembang untuk banyak bertukar pengalaman dan belajar untuk mengembangkan platform. "Ini yang jadi perhatian kami sekarang yaitu belajar banyak kepada Baidu, apalagi pihak Baidu sendiri memberi kesempatan untuk para developer lokal untuk menembus pasar Cina," kata dia.
Ia menambahkan bahwa dengan potensi negara yang besar, Indonesia juga masih punya kesempatan besar untuk berbisnis e-Commerce ini. "Yang penting harus mau mengubah diri sendiri dulu,tak hanya membuat program saja tapi juga pengembangan dengan baik.”
