Bank Muamalat Terima Suntikan Modal Tahun Depan  

Reporter

Sabtu, 19 September 2015 14:27 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk bakal menerima suntikan modal pada tahun depan untuk mendukung ekspansi bisnis perusahaan.

Direktur Risk Management & Compliance Bank Muamalat Evi Afiatin mengatakan hingga kini rasio kecukupan modal perusahaan berada di posisi sekitar 14 persen. Dengan rancangan ekspansi yang tertera dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015, Evi menyebut Bank Muamalat membidik pertumbuhan pembiayaan di posisi 10 persen secara tahunan (y-o-y).

Dengan estimasi tersebut, tambah Evi, hingga akhir tahun capital adequacy ratio (CAR) perusahaan akan sebesar 13-14 persen. “CAR 14 persen masih oke, masih di atas yang diminta regulator, tapi pemegang saham memiliki komitmen menambah modal. Mudah-mudahan paling lambat 2016,” ujar Evi, menjawab pertanyaan Bisnis.com, pekan ini.

Hingga kini, sebut Evi, besaran kebutuhan modal tersebut masih dikaji perusahaan. “Tapi pemegang saham komitmen untuk mendukung Muamalat.”

Laporan keuangan Bank Muamalat menunjukkan hingga Juni 2015, perusahaan mencatatkan nilai aset sebesar Rp 55,85 triliun, terkoreksi 10,5 persen dari Rp 62,41 triliun pada akhir tahun lalu. Bank Muamalat juga mencatatkan posisi CAR tergerus 140 bps dari 16,31 persen di Juni 2014 menjadi 14,91 persen di Juni 2015.

Laporan tersebut juga merekam, hingga Juni 2015, bank syariah pertama di Indonesia ini mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 41,37 triliun atau terkoreksi 3,98 persen dari Rp 43,08 triliun di Desember 2014. Pada pertengahan tahun ini, rasio non-performing financing (NPF) gros perusahaan tercatat naik 163 bps dari 3,3 persen pada Juni 2014 menjadi 4,93 persen.

Sementara itu, perusahaan juga telah menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 7 September 2015. Dari rapat tersebut, perusahaan mengangkat dua direksi baru yang bakal efektif menjabat usai lulus dari uji kepatutan dan kelayakan dari Otoritas Jasa Keuangan.

Evi mengungkapkan pemegang saham Bank Muamalat memutuskan mengangkat Hery Syafril selaku Direktur Keuangan menggantikan Hendiarto yang mengundurkan diri. Para pemegang saham juga menunjuk Purnomo B. Soetadi selaku Direktur menggantikan Adrian Asharyanto Gunadi yang juga mengundurkan diri.

Selain mengangkat direksi baru, perusahaan juga menambah jajaran komisarisnya dengan menunjuk Djaja M. Tambunan menjadi Komisaris Independen. Adapun, Djaja pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT ANTAM (Persero) Tbk.

Hingga kini, lanjut Evi, Djaja masih menunggu hasil fit and proper test OJK. “Begitu pula dengan Pak Ayoub Akbar Qadiri,” jelas Evi.

Adapun, per Juni 2015, sebanyak 32,74 persen saham Bank Muamalat dimiliki Islamic Development Bank. Sementara itu, Boubyan Bank, Atwill Holdings Limited, dan National Bank of Kuwait memiliki masing-masing 22 persen, 17,91 persen, dan 8,45 persen saham Bank Muamalat.

Komposisi pemegang saham Bank Muamalat lainnya yakni IDF Investment Foundation 3,48 persen, BMF Holdings Limited 2,84 persen, Abdul Rohim 2,69 persen, M. Rizal Ismael 2,34 persen, Koperasi Perkayuan Apkindo MPI 1,39 persen, dan masyarakat 6,16 persen.

BISNIS.COM

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

8 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

17 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

17 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

20 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

30 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

33 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

33 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

35 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya