PHK Melonjak, Kalla Tak Khawatir Dana JHT Banyak Dicairkan  

Reporter

Jumat, 18 September 2015 04:59 WIB

Jusuf Kalla. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO , Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla tak mempermasalahkan tingginya penarikan dana Jaminan Hari Tua (JHT) dalam beberapa bulan terakhir. Ia menilai hal itu wajar karena tingginya angka pemutusan hubungan kerja. ‎

"Justru itu gunanya BPJS, kalau ada keadaan darurat, maka asuransi bisa ditarik," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis 17 September 2015.

Kalla tak khawatir sebab BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) diklaim diklaim mampu menyediakan dana tunai. "Mereka punya Rp 200 triliun, jadi tak apa-apa."

‎Hari ini, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional, Chazali Husni Situmorang menyambangi Wakil Presiden. Dalam pertemuan itu dia melaporkan mengenai adanya potensi peningkatan pencairan dana JHT periode September hingga akhir tahun. Nilainya diperkirakan bisa mencapai Rp 30 triliun. Penerbitan Peraturan Pemerintah tentang JHT yang dibarengi meningkatnya pemutusan hubungan kerja menjadi penyebab utama.

Menurut Chazali angka itu meningkat drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Sebab, d‎alam PP bernomor 60 tahun 2015 itu, memang diatur mengenai kemudahan pencairan." ‎‎"Kalau persennya berapa saya belum dapat data," katanya.‎
‎‎
Beleid itu, berbeda dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 yang menyatakan bahwa uang JHT baru bisa diambil minimal lima tahun setelah pekerja terkena PHK. "Nah sekarang kan pencairannya tak usah menunggu lima tahun."

‎‎Chazali menilai, fenomena tersebut sebagai sesuatu yang wajar. Apalagi pemberlakuan peraturan itu berbarengan dengan meningkatnya pemutusan hubungan kerja yang kian seiring pelemahan ekonomi dalam negeri. ‎Untuk itu, ia mengaku sedang mengkaji Undang-Undang tersebut untuk memberikan masukan kepada Kementerian Tenaga Kerja. ‎
‎‎‎
Salah satu antisipasi jangka pendek yang akan dilakukan adalah dengan menggencarkan sosialisasi kepada para pekerja. Pekerja akan diberikan pemahaman bahwa dana JHT tak perlu diambil saat ini juga. "Walaupun ada payung hukumnya, tapi ini kan sebenarnya ditujukan saat mereka tua nanti," ujarnya.

Namun menurut Chazali, pemahaman tersebut tak bisa begitu saja diterima oleh para pekerja sebab kondisi mereka saat ini terkena pemutusan kerja. Untuk itu, solusi yang paling ideal adalah dengan mengurangi PHK.
‎‎
Chazali mengklaim bahwa tingginya angka pencairan dana JHT tak akan berpengaruh terhadap neraca BPJS. Sebab, dana yang akan digunakan untuk mencairkan JHT merupakan uang para pegawai yang saat ini diinvestasikan di berbagai portofolio keuangan. "Jadi yang mungkin yang berpengaruh ya perusahaan tempat dana itu diinvestasikan," kata Chazali. ‎

‎Dana JHT saat ini diinvestasikan ke berbagai portofolio di beberapa lembaga keuangan. Dikhawatirkan penarikan dana secara masif akan berdampak pada lembaga-lembaga itu. Mengenai hal itu, Kalla juga tak khawatir. "‎Kalau orang terima duitnya itu Rp 30 triliun, maka otomatis berputar di masyarakat, beli sesuatu atau buat usaha kecil. Jadi sama saja."

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

3 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

11 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gibran Bakal Evaluasi KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

11 hari lalu

Gibran Bakal Evaluasi KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Rakabuming Raka menyebut akan mengevaluasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

12 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

14 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

15 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

26 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

26 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

26 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

26 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya