BI: El Nino Menjadi Penyebab Utama Inflasi Jawa Tengah

Reporter

Senin, 14 September 2015 15:42 WIB

Penggembala tengah mengembala ternaknya di areal sawah yang gagal panen akibat kemarau di daerah Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/9). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Semarang - Inflasi tinggi di bulan Agustus di Jawa Tengah tahun ini disebabkan oleh efek El Nino atau musim kemarau kepanjangan. Catatan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah menunjukkan masuknya musim tanam dan kemarau panjang akibat El Nino, menyebabkan beberapa komoditas pertanian masih menyumbang inflasi tinggi.

“Komoditas-komoditas tersebut antara lain beras menyumbang inflasi 0,07 persen per bulan dan cabai rawit 0,06 persen,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir, Senin 14 September 2015.

Menurut Iskandar, kenaikan harga beras disebabkan oleh mulai berkurangnya pasokan beras dari sejumlah sentra penghasil seperti Demak dan Kendal. Sementara itu, harga cabai naik oleh berkurangnya stok akibat kekeringan yang terjadi di sejumlah daerah.

“Seiring dengan masuknya musim tanam dan kemarau panjang akibat El Nino, beberapa komoditas pertanian masih menyumbang inflasi tinggi,” kata Iskandar menjelaskan.

Iskandar memperkirakan pada bulan September 2015, tekanan harga di Jawa Tengah diperkirakan terus mengalami peningkatan, terutama berasal dari komoditas-komoditas volatile foodsyang terkait dengan musim kemarau dan ekpektasi masyarakat menjelang Idul Adha.

Komoditas-komoditas tersebut antara lain beras, bumbu-bumbuan, dan daging sapi. “Sementara itu, terdapat pula risiko eksternal yang berasal dari apreasiasi Dolar sehingga dapat berdampak pada pembentukan harga komoditas administered prices,” kata Iskandar menjelaskan.

Harga beras diprediksi akan mengalami peningkatan, terutama jenis medium yang banyak dikonsumsi masyarakat. Peningkatan harga beras diprediksi akan terjadi hingga akhir tahun 2015.

Sementara daging sapi diprediksi akan mengalami peningkatan harga menjelang hari raya Idul Adha dalam level yang terbatas. “Hal tersebut dikarenakan pedagang mengantisipasi kenaikan permintaan dengan menambah jumlah pasokan,” katanya.

Dengan berbagai risiko tersebut, Bank Indonesia menyatakan terus memperkuat koordinasi pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Koordinasi dilakukan melalui penjagaan pasokan untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan makanan ditengah musim kemarau panjang.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng, Prasetyo Budie Yuwono menyatakan lembaganya sedang mengantisipasi El Nino berat dengan cara membuka delapan waduk besar yang ada di Jateng pada bulan Oktober mendatang. “Kami akan membuka waduk untuk pengairan musim tanam pada bulan Oktober, itu sesuai pola rencana operasi,” kata Prasetyo.

Ia memperkirakan pembukaan waduk pada bulan Oktober itu akan membantu petani pada musim tanam pertama. Sedangkan untuk lahan tadah hujan, disarankan pandai-pandai membaca pranotomongso. “Kalau sudah turun hujan pada awal oktober nanti silahkan menanam, tapi kalau belum jangan. Karena itu bisa jadi pengaruh El Nino berat,” katanya.

EDI FAISOL

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya