Rektor-Presiden Tukar Pendapat tentang Ekonomi

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 10 September 2015 18:04 WIB

Presiden Joko Widodo menunjukkan sebuah pakaian hasil pemberian salah seorang pedagang pasar tradisional yang diundang untuk makan siang bersama di Istana Negara, Jakarta, 3 September 2015. Jokowi mengundang 103 pedagang dari 19 pasar tradisional di Jakarta. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mendiskusikan mengenai perkembangan, dinamika terakhir ekonomi dan politik Indonesia, serta meminta masukan dari 23 rektor perguruan tinggi yang hadir dalam acara makan siang bersama di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 10 September 2015.

"Tadi diskusi macam-macam, Presiden menyampaikan, sharing, tentang perkembangan, dinamika terakhir ekonomi dan politik. Kemudian, Presiden juga meminta masukan dari para rektor, baik itu mengenai urusan internal pendidikan tinggi maupun riset, dan juga terkait dengan masalah-masalah umum. Tadi bicara juga tentang percepatan anggaran, masalah pengadaan," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno setelah mendampingi Presiden dalam kesempatan tersebut bersama Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Pratikno mengatakan bahwa pertemuan ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. "Oh, ini sudah diagendakan cukup lama. Ya, ini sharing ide saja. Jadi para rektor mengusulkan banyak hal dan juga kontribusi pendidikan tinggi untuk pembangunannya," kata Pratikno.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suharyanto menyatakan bahwa Presiden menyampaikan agar masyarakat tetap tenang menghadapi pergolakan ekonomi Indonesia saat ini. Sebab, kepanikan hanya akan mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita diskusi panjang terkait dengan aturan-aturan seperti yang beliau sampaikan. Ada seribu persoalan, dan satu per satu ditangani. Kami sampaikan dalam perspektif kami bahwa hal tersebut belum ditangani dengan baik," tutur Herry Suharyanto menyatakan dalam kesempatan tersebut.

Herry menyatakan, dalam penerapan aturan, dia meminta kampus-kampus tersebut diberi fasilitas. "Kalau perguruan tinggi diberikan keleluasaan, otonomi perguruan tinggi, insya Allah kalau kampus dibuat target kinerja jelas, dengan anggaran dan support yang tidak perlu berlebihan, kampus-kampus akan mampu selenggarakan pengambilan keputusan," ucap Pratikno.

Selain itu, Presiden mendiskusikan hal-hal terkait dengan penyerapan anggaran karena banyak masalah yang perlu dicarikan solusi agar ketakutan yang akan mengganggu serapan anggaran, yang bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi, bisa dihindari.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawat juga menyatakan bahwa para rektor hanya memohon dukungan pemerintah untuk fasilitas kemudahan-kemudahan dan kepercayaan produk dalam negeri dan memberikan dana riset untuk mengejar ketertinggalan itu dengan memaksa industri dalam negeri bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk riset dan pengembangan. "Kalau kerja sama gitu, kan, enggak untung, tapi bisa ada kompensasi pengurangan tax (pajak), sehingga produk dalam negeri bisa cepat bersaing.

Dwikorita mengatakan bahwa respons yang diberikan Presiden Jokowi sangat positif karena Presiden akan berupaya memfasilitasi itu. "Ini semua tergantung kebijakan pemerintah. Supaya kita itu tidak usah impor lagi, jadi kita bisa export. Jadi kita akan sudah dapat mengekspor produk kita ke Myanmar (pendeteksi bencana), Vietnam juga minta. Jadi kalau ada kejadian lain, kita bisa bantu secara intelektual, tidak hanya membantu dengan membagikan mie instan," ujar Dwikorita.

Untuk meningkatkan daya saing Indonesia, Dwikorita mengatakan bahwa pihaknya sudah mampu membuat bahan bakar alternatif bio-fuel dari alga. Namun harga jualnya masih lebih mahal daripada bensin, kurang kompetitif. "Kalau ada subsidi atau bantuan, harga menjadi kompetitif. Dulu bensin disubsidi sehingga bisa murah. Produk kami Rp 10.000 per liter, sedangkan harga bensin Rp 6.500 per liter," tutur Dwikorita.

Dalam acara ini, rektor perguruan tinggi yang hadir antara lain Muhammad Anis dari Universitas Indonesia, Dwikorita Karnawat dari UGM, Kadarsa Suryadi dari ITB, Herry Suhardiyanto dari IPB—sekaligus Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, dan Werry Darta Taifur dari Universitas Andalas.

ANTARA


Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

6 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

7 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

7 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

7 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

7 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

8 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

8 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

9 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

11 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

12 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya