Petugas mengoperasikan saluran gas CNG di CNG Plant milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Muara Tawar, Bekasi, 8 September 2015. CNG Plant berkontribusi 5%-10% terhadap total daya listrik 2045 Megawatt yang dihasilkan PLTGU Muara Tawar. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo melalui Kepala Staf Teten Masduki memberikan alasan mengenai tetap dilanjutkannya pembangunan pembangkit listrik sebesar 35 ribu megawatt. Menurut dia, proyek itu akan menopang pembangunan infrastruktur yang lebih besar dalam waktu lima tahun ke depan.
"Memang sekarang, kan, pembangunan infrastruktur paling cepat empat tahun. Kalau ditunda sekarang, katakanlah pertumbuhan ekonomi hanya 5 persen. Artinya, dengan kapasitas listrik sekarang masih cukup," kata Teten di Istana Negara, Kamis, 10 September 2015. "Tapi, empat tahun ke depan, ketika kami mau lakukan pembangunan besar-besaran, kapasitas listrik saat ini tidak akan cukup."
Teten mencontohkan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batang, Jawa Tengah, yang sempat mangkrak. Jika tidak dibangun dari sekarang, dikhawatirkan pada 2018 wilayah Jawa Barat dan Tengah akan mengalami krisis pasokan listrik.
"Akibat pasokan listrik kurang, pembangunan infrastruktur lain menjadi tidak bisa," ujarnya. "Jadi Pak Jokowi memiliki pemikiran ke depan. Prediksi pembangunan yang ingin dicapai."