Kemarau Panjang, Bulog Percepat Distribusi Raskin

Reporter

Rabu, 9 September 2015 11:35 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Bulog Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta Langgeng Wisnu Adinugroho mengatakan distribusi beras untuk rakyat miskin dipercepat sebagai antisipasi terjadinya musim kemarau panjang tahun ini. Hingga bulan ini, distribusi beras yang kini disebut beras sejahtera itu sudah mencapai 95 persen.

“Puncak paceklik diperkirakan terjadi Desember nanti,” ucap Langgeng, Selasa, 8 September 2015.

Untuk mempercepat distribusi, ujar Langgeng, penyaluran kuota beras periode Oktober dan Desember 2015 dilakukan bersamaan. Beras bersubsidi tersebut ditujukan kepada 288 ribu kepala keluarga, yang masing-masing menerima 15 kilogram beras. Pemerintah menjual beras jenis medium tersebut seharga Rp 1.600 per kilogram dengan nilai subsidi Rp 6.600 per kilogram.

Menurut Langgeng, pemerintah telah mengalokasikan beras sejahtera sebanyak 4.325 ton per bulan untuk mengantisipasi dampak terjadinya El Nino. Meski akan terjadi paceklik, Bulog menjamin stok beras untuk enam bulan ke depan. Di gudang Bulog saat ini tersedia stok sebanyak 22.819 ton.

Selama musim kemarau, produksi padi ikut menurun. Pada puncak musim panen kedua, Bulog hanya mampu menyerap 700 ton beras per hari. Menurunnya produksi padi, tutur Langgeng, membuat harga beras di pasar ikut naik. “Musim panen kedua pada tahun ini tidak sebaik panen pertama,” katanya.

Langgeng berujar, setiap hari, Bulog membeli beras dari petani sebanyak 200-300 ton. Jumlah beras kualitas medium yang diserap Bulog dari petani sebanyak 36 ribu ton dari target penyerapan 55 ribu ton. Sedangkan beras kualitas premium yang diserap 1.400 ton. Bulog membeli beras medium sebesar Rp 8.250, premium Rp 9.000 dan Rp 9.250, dan super Rp 9.750 per kilogram.

Petani penggagas pertanian terpadu Joglo Tani di Sleman, Suprapto, menuturkan Yogyakarta tahan terhadap ancaman paceklik akibat El Nino. Sebab, tidak semua lahan pertanian akan mengalami kekeringan. Ia menyebut hanya sebagian petani di Gunungkidul yang mengalami kekeringan. “Secara keseluruhan, DIY surplus beras,” ucap Suprapto.

Ia meminta petani memanfaatkan air yang ada, di antaranya dengan tidak membuang air setelah mencuci beras. Dalam jangka panjang, petani diminta menanam pohon berbatang keras, seperti beringin, di daerah yang dekat dengan sumber mata air. Selain itu, penggunaan pupuk organik penting agar tidak merusak tanah pertanian.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

6 jam lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

1 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

3 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

3 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

3 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

6 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

12 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

12 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

13 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya