IMF Naikkan Prediksi Pertumbuhan, Menkeu: Jangan Terbuai

Reporter

Senin, 7 September 2015 19:57 WIB

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat menggelar jumpa pers di Jakarta, 2 Juli 2015. ANTARA/Vitalis Yogi Trisna

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan tak akan muluk-muluk memasang target tinggi pada tahun 2016, meskipun ada peluang perbaikan. Hal tersebut terlihat dari prediksi pertumbuhan ekonomi dunia versi IMF yang meningkat menjadi 3,8 persen dari 3,2 persen.

Peluang perbaikan pertumbuhan ekonomi itu, ujar Bambang, didorong oleh prediksi kepastian kenaikan suku bunga acuan oleh Amerika Serikat dan penghentian devaluasi Yuan Cina. "Lagian, IMF kan biasa pasang prediksi tinggi di awal," ujar Bambang di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin, 7 September 2015.

Menurut Bambang, meskipun peluang tersebut kemungkinan besar terjadi, dirinya masih melihat situasi tahun ini sebagai patokan. G-20, katanya, sepakat pesimistis dengan perlambatan ekonomi dunia saat ini yang disebabkan oleh jebloknya harga komoditas.

"Harga komoditas takkan kembali seperti tahun 2011, kalaupun naik, akan sangat sedikit," kata Bambang. Seperti yang diketahui, andalan penerimaan negara berasal dari komoditas mentah.

Karena itu Bambang mengatakan asumsi makro 2016 yang sementara ini sudah ditetapkan lebih ke arah realistis ketimbang optimistis. "Lebih baik tak dipasang tinggi, kalau ada benar ada perbaikan anggap saja itu bonus," kata Bambang.

Dalam kondisi saat ini, kata Bambang, Amerika Serikat masih mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga acuan. International Monetery Fund menyarankan Negeri Abang Sam untuk merealisasikan rencana itu pada 2016. "IMF juga minta AS agar naikkan bunga tidak tinggi supaya tidak berdampak ke negara kecil," ujar Bambang.

Melemahnya kondisi perekonomian global, Bambang mengatakan, juga mempengaruhi nilai jual komoditas. Ditambah lagi dengan rendah harga minyak mentah dunia. Harga komoditas ini pernah menyentuh US$ 40 per barel. "Kalau membaik pun sedikit."

Meski adanya rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan dan devaluasi yuan Cina, Bambang mengatakan IMF optimistis pertumbuhan di 2016 sebesar 3.8 persen. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2014 dan 2015. "IMF selalu pasang tinggi, tapi setelah itu diturunkan," ujarnya.

ANDI RUSLI | SINGGH SOARES

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

3 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

8 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

9 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

10 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

30 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

41 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

50 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

53 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya