Pekerja memeriksa area Onshore Receiving Facility (ORF) dan Offtake Station (OTS) LNG Floating Storage and Regasification Facilities (FSRF) Project di Labuhan Maringgai, Lampung (11/5). PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengembangkan insfrastruktur gas bumi yang diintegrasikan. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas alam cair (LNG) dapat menghemat biaya operasi di tengah krisis ekonomi.
"Sekarang kita sangat tertekan dalam devisa karena nilai tukar dolar menguat secara global," katanya di Jakarta, Kamis, 3 September 2015. .
Rini menyebutkan biaya operasi kapal milik PT Perusahaan Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kini mencapai 58 persen. Jika bahan bakar kapal-kapal tersebut dikonversi ke LNG, biaya operasinya bisa berkurang sebesar hampir 24 persen.
"Selain efisiensi biaya operasi, penggunaan LNG dapat memperbaiki lingkungan dengan minimnya polusi yang dihasilkan kapal," ucapnya.
Direktur utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Hendi Prio Santoso mengungkapkan, penggunaan LNG diprediksi akan menghemat energi. "Konversi BBM ke BBG akan menghemat pemakaian bahan bakar sebesar 40 persen," katanya.