TEMPO.CO, Buleleng - Seorang pekerja lokal di proyek pembangunan PLTU Celukan Bawang, di Buleleng, Bali, sebut saja Zakaria, mengaku sering bersitegang dengan pekerja dari Cina. Gara-garanya ada perbedaan adat budaya antara pekerja lokal dan pekerja asing.
Menurut Zakaria, hal tersebut sudah dikeluhkannya kepada para pekerja melalui juru bahasa yang direkrut oleh kontraktor. "Saya katakan kepada mereka, ini di Indonesia jangan samakan dengan di negaramu," ujarnya.
Kontroversi mengenai keberadaan tenaga kerja dari Cina ini merebak setelah sejumlah media memberitakan beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang dikerjakan sepenuhnya oleh buruh Cina di beberapa lokasi di Indonesia.
Satu di antaranya adalah pembangunan PLTU Celukan Bawang, di Buleleng, Bali, yang dikerjakan empat kontraktor: China Huadian Power Plant, China Huadian Engineering Co. Ltd, PT CR 17, dan mitra lokal PT General Energy Bali. Pekerja asal Cina gampang ditemukan di kota itu sejak proyek dimulai tiga tahun lalu. PLTU berkapasitas 3x100 megawatt itu bernilai investasi sekitar Rp 9 triliun. (Baca: Ini Kelebihan Buruh Cina Dibanding Buruh Lokal)
Luhut Bantah Tudingan Cak Imin: Tenaga Kerja Asing di Industri Hilirisasi Hanya 10-15 Persen
25 Januari 2024
Luhut Bantah Tudingan Cak Imin: Tenaga Kerja Asing di Industri Hilirisasi Hanya 10-15 Persen
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan membantah tudingan Cawapres nomoro urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin soal dominasi tenaga kerja asing (TKA) di industri hilirisasi