Hambat Pertumbuhan, Tender Pertanian pun Diubah

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 26 Agustus 2015 19:02 WIB

Ilustrasi Petani di Sawah. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan proses tender terhadap pengadaan benih, pupuk, dan mesin pertanian sangat menghambat pertumbuhan sektor pertanian. Karena itu, Kementerian telah meminta agar proses pengadaan tersebut bisa diubah menjadi penunjukan langsung dan telah mendapat persetujuan dari Presiden.

"Misalnya mau tender pupuk, traktor, benih, harus tender tiga bulan. Itu sih keburu panen. Ini perlu perbaikan," katanya saat memberi sambutan dalam acara "Rapat Upaya Khusus Peningkatan Industri Perberasan", yang digelar Kementerian Pertanian di lapangan Gedung Utama Kementerian Pertanian, Jakarta, 26 Agustus 2015.

Amran menjelaskan bahwa pengadaan benih, pupuk, dan traktor sebelumnya harus melalui tender berdasarkan peraturan presiden dan regulasi. Namun, menurut dia, regulasi tersebut malah menghambat pembangunan pertanian.

“Proses tender tidak mengenal kapan akan hujan, kapan akan kekeringan, dan tidak mengenal yang namanya tikus. Akibatnya, jika ada situasi darurat, akan sulit mencari penggantinya,” ucapnya.

Menteri Amran menambahkan, hambatan proses tender ini kemudian diusulkan ke Presiden Joko Widodo untuk diubah menjadi pembelian secara langsung.

Usul tersebut kemudian disetujui hanya dalam tempo dua hari setelah diajukan. “Saat ini proses itu (tender) bisa bergerak cepat. Alhamdulillah hasilnya sampai hari ini, produksi padi kita terbesar sepanjang sejarah,” ujarnya.

Amran mengklaim perubahan proses tender menjadi penunjukan langsung membuat pengadaan pupuk, benih, dan alat pertanian menjadi lebih cepat dan lebih tepat sasaran. Penunjukan langsung mulai dijalankan sejak terbitnya perpres pada Desember lalu.

"Hasilnya sekarang membangun infrastruktur pertanian terbesar sepanjang sejarah. Irigasi tersier fisik mencapai 1,5 juta hektare, padahal target 1 juta hektare. Kemudian alat dan mesin pertanian yang dibagi mencapai 40 ribu unit, sebelumnya hanya mampu 3.000-4.000 unit," ujarnya.

RADITYA PRADIPTA

Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

2 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

3 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

6 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

6 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

7 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

10 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

10 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

11 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya