Cegah Ekonomi Kian Merosot, Pemerintah Perlu Lakukan Ini

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 26 Agustus 2015 08:30 WIB

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom PT Bank Central Asia Tbk., David Sumual, meminta pemerintah menyiapkan contingency plan untuk menghadapi keadaan darurat perekonomian. Kondisi perekonomian global yang tengah melambat dan tak menentu harus dapat diantisipasi dengan kebijakan yang matang.

"Pemerintah tak bisa lagi bekerja business as usual, harus mulai meningkatkan sense of urgency-nya," kata David saat dihubungi Tempo, Selasa, 25 Agustus 2015.

Salah satunya, menurut David, adalah penerbitan peraturan presiden tentang percepatan pembangunan infastruktur. Saat ini salah satu faktor yang banyak menimbulkan keraguan bagi investor untuk menanamkan uangnya di Indonesia adalah infrastruktur yang belum memadai.

David menilai, dengan mempercepat pembangunan, akan menumbuhkan kepercayaan para investor untuk berbisnis di Tanah Air.

Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong konsumen untuk berbelanja agar roda perekonomian terus bergerak. Salah satunya adalah dengan meningkatkan daya beli mereka. Para pengusaha juga harus didorong untuk melakukan pembelanjaan.

"Uangnya jangan ditahan saja," kata David. Dia pun mengimbau lembaga pemerintahan menyerap anggaran semaksmimal mungkin untuk belanja ataupun pembangunan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu mencegah pertumbuhan ekonomi Indonesia melorot drastis.

Kurs rupiah masih terkoreksi 4,6 poin (0,03 persen) pada level 14.054,1 per dolar Amerika Serikat. Rupiah bahkan tak sempat menyentuh area positif pada perdagangan kemarin.

Sebaliknya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bergerak di zona hijau sepanjang hari kemarin, seiring dengan kembali naiknya harga saham-saham berkapitalisasi besar. IHSG kemarin ditutup menguat 64,77 poin (1,56 persen) pada level 4.228,50. Maraknya transaksi bahkan sempat mendorong laju indeks menyentuh posisi tertinggi di level 4.301,78.

URSULA FLORENE







Berita terkait

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

1 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

2 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

6 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

9 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

9 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

9 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

11 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

11 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya