Industri Hulu Kimia Minta Hapus Bea Masuk Produksi

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 25 Agustus 2015 22:00 WIB

Dirut PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra (kiri), Vice President Corporate Relation Suhat Miyarso (kanan) dan Rektor ITB Akhmaloka (tengah). ANTARA/Audy Alwi

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri kimia dalam negeri menilai pemerintah perlu meringankan pajak investasi di sektor hulu serta menghapus bea masuk mesin produksi dan bahan baku guna memacu pertumbuhan industri ini.


Suhat Miyarso, Direktur Eksekutif Federasi Industri Kimia Indonesia (FIKI), mengatakan struktur industri kimia dalam negeri rapuh seiring dengan minimnya realisasi investasi di sektor hulu. Nilai investasi yang besar serta titik impas (break even point) yang lama menjadi batu sandungan sektor ini.


“Tarik investor di sektor hulu dengan kepastian tax holiday, pembebasan bea masuk mesin produksi dan bahan baku. Pembebasan pajak di awal akan menciptakan efek ganda dalam perekonomian Indonesia,” ujarnya, Selasa, 25 Agustus 2015.


Saat ini, sejumlah bahan baku utama industri kimia hulu seperti liquefied petroleum gas (LPG) yang digunakan untuk memproduksi cracker masih dikenakan bea masuk sebesar 5%. Pengenaan BM karena LPG dianggap sebagai energi oleh pemerintah.


Selain itu, kendati bahan baku industri hilir seperti polietilena dan polipropilena yang berasal dari Asean dan negara yang menjalin perdagangan bebas bea masuknya telah 0%, produk serupa dari Timur Tengah yang jauh lebih murah dikenakan BM 10%-15%.


Advertising
Advertising

Ongkos produksi yang sangat rendah seiring dengan penggunaan energi gas di Timur Tengah menjadikan produk kimia dari zona tersebut berdaya saing tinggi.


Menurutnya, kerapuhan industri kimia dalam negeri semakin nyata sejak tahun lalu seiring dengan relokasi tiga pabrik yang bergerak di sektor hilir dari kawasan Jabodetabek ke Jawa Tengah akibat penaikan upah pekerja yang signifikan setiap tahun.


Saat ini, lanjutnya, di tengah penurunan harga bahan baku akibat penurunan harga minyak dunia, industri dalam negeri justru tak mampu meningkatkan daya saing karena depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang semakin dalam.


Selain itu, industri kimia hilir semakin terpukul seiring dengan penurunan daya beli masyarakat. Apalagi saat ini pemenuhan bahan baku produksi di industri kimia hilir sebesar 50%-60% masih mengandalkan impor.


BISNIS

Berita terkait

Politeknik Kemenperin Beri Kuliah Gratis dan Ikatan Kerja, Tertarik?

14 Juli 2022

Politeknik Kemenperin Beri Kuliah Gratis dan Ikatan Kerja, Tertarik?

Nantinya, lulusan Politeknik Industri Petrokimia Banten bisa langsung bekerja setelah lulus. Kemenperin telah bekerja sama dengan 14 mitra industri.

Baca Selengkapnya

Cara Memperin agar Industri Petrokimia RI Menjadi Nomor Satu di ASEAN

14 April 2022

Cara Memperin agar Industri Petrokimia RI Menjadi Nomor Satu di ASEAN

Menperin membidik industri petrokimia Indonesia menjadi peringkat satu di tingkat ASEAN .

Baca Selengkapnya

Tahun Depan, Pertamina Bangun Pabrik Petrokimia di Balongan

27 November 2019

Tahun Depan, Pertamina Bangun Pabrik Petrokimia di Balongan

Pertamina akan memulai membangun pabrik petrokimia pada tahun depan di Balongan, Indramayu.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kembangkan 2 Lokasi Industri Petrokimia Berbasis Gas

21 November 2017

Pemerintah Kembangkan 2 Lokasi Industri Petrokimia Berbasis Gas

Investor industri petrokimia perlu mulai menyiasati tingginya harga minyak dan gas dengan skema alternatif.

Baca Selengkapnya

Ini Jaminan Insentif Fiskal Pemerintah ke Investor Petrokimia

21 November 2017

Ini Jaminan Insentif Fiskal Pemerintah ke Investor Petrokimia

Pemerintah berharap ada lebih banyak lagi investasi yang masuk di industri petrokimia.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Baku Tekan Produksi Industri Petrokimia

3 Oktober 2017

Harga Bahan Baku Tekan Produksi Industri Petrokimia

Penguatan harga minyak dunia turut memicu kenaikan harga bahan baku industri petrokimia.

Baca Selengkapnya

Potensial, Kemenperin Pacu Persediaan Bahan Baku Industri Kaca

9 Agustus 2017

Potensial, Kemenperin Pacu Persediaan Bahan Baku Industri Kaca

Industri kaca merupakan sektor yang potensial, karena sudah
mampu ekspor.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Ajak Raja Salman Investasi Industri Petrokimia

28 Februari 2017

Kemenperin Ajak Raja Salman Investasi Industri Petrokimia

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana mengajak Raja Arab Saudi Salman untuk bekerja sama dalam investasi pada sektor Petrokimia

Baca Selengkapnya

Industri Petrokimia Korsel Investasikan US$ 4 Miliar

17 Februari 2017

Industri Petrokimia Korsel Investasikan US$ 4 Miliar

Lotte Chemical segera merealisasikan investasinya US$ 3-4 miliar untuk memproduksi naphtha cracker .

Baca Selengkapnya

Korsel Investasi Petrokimia US$ 4 Miliar di Cilegon

17 Februari 2017

Korsel Investasi Petrokimia US$ 4 Miliar di Cilegon

Industri petrokimia asal Korea Selatan Lotte Chemical segera merealisasikan investasinya senilai US$ 3 - 4 miliar di Cilegon.

Baca Selengkapnya