Wajib Lapor PPATK, Penjualan Rumah di Atas Rp 500 Juta Seret

Reporter

Selasa, 25 Agustus 2015 20:05 WIB

Seorang pengunjung membaca brosur sebuah perumahan, pada pameran Real Estate Indonesia (REI) Expo di Semarang, Jateng, Jumat (27/4). ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO.CO, Semarang - Wakil Ketua Bidang Organisasi Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah Djoko Santoso mengatakan aturan wajib lapor pembelian rumah di atas harga Rp 500 juta menghambat pembelian rumah tipe besar. Ketentuan yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang itu juga dinilai merepotkan pengembang untuk menjual rumahnya.

“Akhirnya, banyak pembeli yang tak tertarik rumah besar,” kata Djoko.

Djoko menyatakan penjualan rumah dengan harga di atas Rp 500 juta, yang harus dilaporkan ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), telah membuat calon pembeli khawatir dicurigai, meski rumah yang hendak dibeli dilakukan secara kredit.

Aturan tersebut, menurut Djoko, menghambat penjualan rumah mewah yang telanjur dibangun di sejumlah daerah di Jawa Tengah. “Padahal harga di atas Rp 500 juta tak hanya diukur dari luas lahan dan tipe, tapi juga kualitas dana tingkat kenyamanan,” Djoko menambahkan.

Selama 2014, pembelian rumah dengan harga di atas Rp 500 juta tergolong kecil, pada kisaran 15-20 persen dari sekitar 8.000 transaksi pembelian rumah. REI menilai rumah dengan harga tinggi itu tak hanya berlaku bagi rumah yang besar, tapi juga tipe kecil.

Djoko yakin penjualan rumah tahun ini terus meningkat. Hal ini terjadi karena kepemilikan rumah di sejumlah daerah masih tinggi. “Di Kota Semarang saja sebanyak 1,4 juta orang belum punya rumah,” ujarnya.

Bank Indonesia menyebutkan rata-rata harga rumah pada kuartal II 2015 mencapai Rp 900 juta. Sedangkan rumah di wilayah Semarang Barat dan Semarang Selatan harganya mendekati Rp 1 miliar. Kenaikan harga tanah tertinggi berada di wilayah Semarang Selatan, diikuti Semarang Tengah masing-masing sebesar 3,98 persen dan 3,69 persen.

Perkembangan pembelian rumah menengah secara umum pada kuartal II antara Mei hingga Juli 2015 terlihat tumbuh. Sedangkan harga tanah meningkat sebesar 3,23 persen dari tahun ke tahun, dengan kenaikan harga rumah tertinggi berada di wilayah Semarang Tengah 3,49 persen diikuti Semarang Selatan 3,28 persen.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia Jawa Tengah Triyanto mengatakan rumah susun belum cocok didirikan di Jawa Tengah. Hal ini berdasarkan area permukiman kosong yang masih luas. Data menyebutkan lahan milik anggota REI di Jawa tengah mencapai 100 ribu hektare dengan rata-rata per hektare bisa dibangun seratus unit rumah.

EDI FAISOL


Berita terkait

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

6 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

11 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pria Bermobil Kepergok Curi Bra Wanita di Perumahan Discovery Bintaro Tangerang Selatan

32 hari lalu

Pria Bermobil Kepergok Curi Bra Wanita di Perumahan Discovery Bintaro Tangerang Selatan

Seorang pria pengendara minibus berwarna putih kepergok mencuri pakaian dalam atau bra milik warga. Aksi tersebut dilakukan di Perumahan Discovery Bintaro.

Baca Selengkapnya

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

40 hari lalu

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

Seperti yang diketahui, kini harga rumah naik terus. Lalu, bagaimana cara membelinya? Simak beberapa tipsnya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

48 hari lalu

Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

BTN mengklaim memperoleh laba pada 2023 sebesar Rp 3,5 triliun dari kehati-hatian penyaluran kredit cost of credit.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Soal Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran: Bagus, tapi Belum Dibahas

55 hari lalu

Basuki Hadimuljono Soal Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran: Bagus, tapi Belum Dibahas

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku belum ada pembicaraan soal program tiga juta rumah yang diusung pemerintah baru.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja di SMF Indonesia, Lulusan Hukum dan Akuntansi Bisa Melamar

57 hari lalu

Lowongan Kerja di SMF Indonesia, Lulusan Hukum dan Akuntansi Bisa Melamar

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk. atau SMF Indonesia membuka lowongan kerja pada bulan ini.

Baca Selengkapnya

Sebut BTN Contoh Bank Sehat dengan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Erick Thohir Wanti-wanti Ini ke Direksi dan Komisaris

3 Maret 2024

Sebut BTN Contoh Bank Sehat dengan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Erick Thohir Wanti-wanti Ini ke Direksi dan Komisaris

Erick Thohir berharap BTN bisa turut membangun ekosistem pembangunan perumahan yang solutif untuk membantu mengatasi backlog perumahan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pemenuhan Perumahan Rakyat

28 Februari 2024

Bamsoet Dorong Pemenuhan Perumahan Rakyat

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, dipercaya menjadi Dewan Pembina Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra).

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pastikan Insentif PPN Pembelian Rumah Rp 5 Miliar Berlanjut Tahun Ini

30 Januari 2024

Sri Mulyani Pastikan Insentif PPN Pembelian Rumah Rp 5 Miliar Berlanjut Tahun Ini

Sri Mulyani mengatakan saat ini Kementerian Keuangan sedang mengurus regulasinya.

Baca Selengkapnya