Petugas money changer menghitung mata uang dolar. Rupiah semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, di level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Ahmadi Noor Supit mengkritik pemerintah yang tak bksa mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Menurut Supit, pemerintah tak bisa terus menyalahkan kondisi eksternal. "Itu cengeng," ujar Supit di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 25 Agustus 2015.
Supit menilai bila fundamental ekonomi kuat, nilai rupiah tidak akan mudah terganggu dengan kondisi luar. Karena itu, pemerintah harus fokus memperbanyak investasi dalam negeri.
"Semua aturan yang menghalangi dunia usaha dibuang dulu. Pemerintah harus benahi ini. Usaha-usaha kecil yang sangat rentan itu juga harus diperhatikan," ujarnya.
Kemarin rupiah sempat berada di level Rp 14.096/ US$. Analis dari Eshandar Artha Mas Berjangka Tony Mariano mengatakan belum adanya sentimen positif bakal menyebabkan rupiah cenderung melemah. Hari ini ada kemungkinan rupiah bergerak pada level 14.000-14.100/US$.
Kepanikan pelaku pasar atas masa depan perekonomian Cina kian memperkuat dolar. Data manufaktur (Caixin Flash Manufacturing PMI) Cina yang melambat ke level 47,1 memancing investor untuk terus menahan dan membeli aset berdenominasi dolar.
Gubernur BI Agus Martowardjojo mengatakan pelemahan rupiah terjadi karena faktor eksternal seperti devaluasi yuan. Kondisi ini terjadi di seluruh negara yang bergantung terhadap manufaktur Cina.